Pengalaman hamil pertama jauh dari orang tua, membuatku gamang melangkah. Harus bagaimana? Harus apa? Namun, seiring waktu berputar, semua tetap terjalani walau banyak sesal yang tercetak di dalam hati.
Salah satunya, hamil ke dua. Ada, mereka ada mengingatkan KB. Tapi, karena tamu itu tidak datang hingga bulan ke sembilan, menganggap tidak apa-apa. Alhasil, satu tahun umur si Sulung, saya positif hamil lagi.
Bagaimana lagi? Ini rezeki, ya. Ini ketentuan-Nya, benar. Tapi, ini juga keteledoran kami. Si Sulung tidak full asi dua tahun. Sedih. Makin bersalah mengingat, (mungkin) selama satu tahun masa tumbuhnya jauh dari perhatian saya.
Dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama sang Ayah. Segala hal. Ketika adiknya tidur, saya sudah terlalu lelah, atau pekerjaan rumah sudah menunggu.
Setiap hari tentu kami menghabiskan waktu bersama, hanya saja, bukan qualitu time. Perhatian ini rasanya terbagi banyak. Dan baru kini, saya rindu dirinya yang berumur satu tahun. Rindu sekali.
Untuk para orang tua muda. Aturlah jarak anak sebaik mungkin. Penuhi hak asinya, lebihkan perhatian sebelum dia memiliki adik.
Komentar
Posting Komentar
Komentar darimu membangun Imajinasiku