6 Juli 2011
Saat bercanda dengan lamunan, seuntai tanya muncul dibenak, "Hati ini terbuat dari apa?"
Apakah dari salju yang lembut dan gampang mencair?
Atau dari baja yang keras dihantam apa pun?
Atau dari kulit yang gampang terluka? Bahkan, sepertinya lebih sensitif dari kulit.
Atau dari air mata yang selalu mengerti saat apa yang dirasakan hati?
Yang kutau, hati ini butuh hati yg lain. Hati yang bisa membuat hati ini lembut bagai salju yang gampang cair, yang keras seperti baja, yang lebih sensitif dari kulit, dan yang pasti, hati itu yang membuat hati ini lebih berarti.
Namun, tanya lainpun kembali muncul dibenak ini, "Jika hati seperti salju, baja, kulit atau air mata, kenapa hati bisa lelah juga seperti raga? Apakah hati juga seperti tubuh yang mempunyai tulang rapuh dan bisa patah?"
Aku kagum pada hati, tapi lebih kagum pada Sang Pencipta Hati.
Hati ini, hanya Sang Penguasa Hati yang dapat mengerti.
Dan hati ini, saat ini, 'kan kubiarkan hingga menutup mata.
Hati ini butuh hati itu ... Allahu'alam
Saat bercanda dengan lamunan, seuntai tanya muncul dibenak, "Hati ini terbuat dari apa?"
Apakah dari salju yang lembut dan gampang mencair?
Atau dari baja yang keras dihantam apa pun?
Atau dari kulit yang gampang terluka? Bahkan, sepertinya lebih sensitif dari kulit.
Atau dari air mata yang selalu mengerti saat apa yang dirasakan hati?
Yang kutau, hati ini butuh hati yg lain. Hati yang bisa membuat hati ini lembut bagai salju yang gampang cair, yang keras seperti baja, yang lebih sensitif dari kulit, dan yang pasti, hati itu yang membuat hati ini lebih berarti.
Namun, tanya lainpun kembali muncul dibenak ini, "Jika hati seperti salju, baja, kulit atau air mata, kenapa hati bisa lelah juga seperti raga? Apakah hati juga seperti tubuh yang mempunyai tulang rapuh dan bisa patah?"
Aku kagum pada hati, tapi lebih kagum pada Sang Pencipta Hati.
Hati ini, hanya Sang Penguasa Hati yang dapat mengerti.
Dan hati ini, saat ini, 'kan kubiarkan hingga menutup mata.
Hati ini butuh hati itu ... Allahu'alam
◇◇◇
الله menguji keihklasan dalam kesendirian
الله memberi kedewasaan ketika masalah berdatangan
الله melatih ketegaran dalam kesakitan
الله memberi cobaan ketika dalam kenikmatan
الله memberi ingatan dalam kekhilafan
Ada kalanya kita menangis agar kita tau bahwa hidup bukan hanya untuk tertawa.
Ada kalanya kita tertawa agar kita tau betapa mahalnya setetes air mata.
◇◇◇
Untuk yang menyayangiku :
Terima kasih telah membuatku menjadi orang yang begitu sempurna dimatamu.
Untuk yang pernah menyakiti ku :
Terima kasih telah mengajarkanku arti kesabaran hingga kudapat lebih dewasa, dan semoga kamu tidak pernah merasakan sakit yang kurasa.
Untuk yang pernah kusakiti :
Maaf atas khilaf yang tidak pernah kusengaja, karna kujauh dari kesempurnaan.
Untuk sahabat ku :
Kita memiliki banyak perbedaan, namun tak dapat dipungkiri kalau aku selalu membutuhkanmu.
Untuk yang pernah mencintaiku :
Terima kasih telah memberi warna-warna cinta dalam kehidupanku.
◇◇◇
29 Mei 2020
Menyunting tulisan sendiri, apalagi tulisan lama, akan membuatmu merasa tidak memiliki bakan menulis. Biarkan tulisan lama, jangan disunting, tak akan pernah rasa puas menghampirimu. Biarkan tulisan lama, menjadi pelajaran untuk saat ini, menjadi kenangan, "ternyata, aku pernah selebay itu."
Komentar
Posting Komentar
Komentar darimu membangun Imajinasiku