Langsung ke konten utama

Ekspresiana

Perubahan sistem di Ibu Profesional, sangat terasa bagi semua IPers--sebutan untuk member--. Saya yang mengambil institut dan komunitas begitu hanyut dengan suasana yang menyegarkan. Itu masih aktif di komunitas, soalnya belum diangkut ke institut.

Kekreatifan bunda-bunda hebat yang selama ini seolah terhimpit oleh aktifitas yang itu melulu, kini naik ke permukaan karena adanya wadah tersendiri untuk lebih produktif, berbagi dan melayani.

Salah satunya adalah rumah berbagi (selain rumah belajar dan rumah bermain). Dari IP Padang sendiri rumah berbagi atau disingkat dengan rumba membentuk satu tim, yaitu tim majalah digital untuk perempuan.

Awalnya, saya colek yang punya ide, bunda Puti, hanya untuk bantu-bantu dikit aja. Setidaknya, tulisan receh saya bisa dimuat, muehehehe. Ternyata, eh ternyata, bunPut--begitu kami memanggil--langsung membentuk tim permanen.

Oke. Saya akan bekerja dengan bahagia, karena memang menyenangkan sebagai tim tersebut. Dimulai dari menjadi wartawati awam yang langsung merangkum semua pertanyaan, trus nara sumbernya menjawab sesuai urutan pertanyaan. Kira-kira seperti anak sekolahan menjawab soal ujian. Haghaghag.

Lalu, beberapa nara sumber berikutnya mencoba memberi pertanyaan satu per satu. Menyapa layaknya bertemu langsung, eh makin terasa asiknya. Langsung saja menawarkan diri sebagai reporter untuk volume-2.

Terakhir, menjadi editor cerita keroyokkan dari rumah belajar (rumbel literasi dan bahasa). Di sini, sesak nafas. Halah, lebay, hihihii.

Etapi benar. 4rb sekian ratus kata, harus disunting dalam beberapa hari mengingat akan libur lebaran. Bebannya karena dikejar deadline saja, lainnya suka ♡

Ingat postingan yang judulnya Belum Ada Judul? Itu sepenggal kisah dari bahan di majalah digital ini. Lebih lengkap, silahkan unduh dulu majalah digitalnya :)

Alhamdulillah wa kulli haal. Majalah digital yang akhirnya diberi nama EKSPRESIANA, rampung sepekan sebelum IP libur. Untuk volume-1 ini, masih perkenalan dari IP Padang, potong pita gitulah. Insyaallah, edisi berikutnya akan lebih banyak ekspresi yang akan dimuat.


Oh ya, EKSPRESIANA juga menyediakan kolom kirim salam dan konsultasi bagi para pembaca. Info kontaknya bisa langsung cek di EKSPRESIANA, ya.

Untuk lanjutan cerita bersambung yang ada di EKSPRESIANA, bisa berkunjung ke grup facebook Ibu Menulis. Tentunya, request jadi anggota dulu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y...

Yang Penting Nulis

Kuingin menulis, tapi tidak tahu apa yang ingin ditulis. Sekadar menulis, meluapkan 2 ribu kata yang sepertinya tidak begitu tersalurkan hari ini. Penting? Penting. Biar rasa-rasa yang tak diperlukan tubuh lepas, puas, bebas. Kuingin menulis. Entah itu tentang hati, hidup, atau umumnya yang dibicarakan. Namun, saat ini hati sedang tidak ingin berpikir. Maka, kutulis saja apa yang dirasa kepala. Walaupun hanya serangkai kalimat, bukan kata-kata yang sarat makna. Kuingin menulis y ang kadang mempunyai makna yang tersirat. Namun, kali ini, aku tidak akan menyiratkan suatu makna dalam tulisan ini. Hanya ingin menulis disaat kutak tau harus berpikir apa. Kata-kataku hanyalah biasan kecil dari hati. Sebuah catatan kecil yang kutulis saat mata harus terpejam untuk menjalani hari esok bersama senyuman. Bersama tawa si Kecil. Bersama kasih darimu. Bersama doa untuk yang tercinta.

Me-review

Lama ingin belajar me-review buku. Cukup buku, kalau film mungkin nanti, saat kiddos gak nempel kayak prangko lagi. Nanti juga dicoba melihat kembali (baca : review) sebuah produk. Ini sekarang baru mau belajar. Belum pernah nulis. Jadi, mau mencatat dan menyimpan ilmu tentang me-review di sini. Me-review dalam bahasa Indonesia ; ulasan, atau komentar? Kira-kira seperti itu, ya. Hehehe. Kemarin tanya-tanya ke senior WaG KLIP, cara me-review buku : coba tulis apa bagusnya atau jeleknya apa yang bikin kita merekomendasikan film/ buku tersebut kalau boleh saran 3 poin ini : 1. yang disukai 2. yang ga disukai 3. plot cerita plot di akhir karena orang-orang toh bisa google sendiri bagaimana jalan ceritanya iya atau bahas karakternya bisa bahas penulisnya juga dan karya-karya sebelomnya, kan kemiripan cara mengakhiri ceritanya Sampai di sana, saya paham tapi belum juga mencoba untuk mereview. Hadehh. Kalau kita search di google, banyak. Namun, di sini, saya hanya ...