"Kamu ... mau 'kan jadi pacarku?"
Seketika netra ini membola. Oksigen terasa habis, sulit bernafas. Jantung berdetak lebih cepat, di atas normal. Perut seperti terasa tergelitik, ada rasa yang membuncah. Lalu, pipi memanas, dua ujung bibir terangkat.
Sejak hari itu, dunia terasa penuh warna. Hp tak berhenti berbunyi, selalu ada pemberitahuan entah itu pesan singkat, media sosial, atau telfon. Emosi negatif seolah jauh, yang ada hanya tawa dan senyuman.
Kata kangen dan sayang, seperti multivitamin penyemangat hari. Selalu ada cerita di antara kita. Bahkan, saat mulut memilih diam, bukan karena kehabisan kata, tapi karena terlalu banyak kata yang akan terucap.
Saling tatap, tersenyum malu, berakhir kata cinta. Rasanya ... ingin seperti itu, selamanya.
Dulu.
Sekarang.
Sesal. Menyesal. Ingin kembali ke waktu itu, untuk tidak melakukannya. Sebab, semua tipu daya musuh manusia yang nyata. Dia menang, yang terkutuk itu menang!
Aku benci!
Tersungkur di atas sajadah tiap malam, rasanya tidak bisa menghapus dosa-dosa itu. Namun, keyakinanku akan Maha Kasih dan SayangNya, semoga Dia mengampuni.
'Kan kubayar dengan rasa sakit mengabdi sebagai istri. 'Kan kuraih segala pintu surga melalui peran istri. 'Kan kupertaruhkan segalanya, agar dosa itu terhimpit oleh amal sebagai anak, istri, dan sebagi seorang ibu.
Kini, aku baru tahu romantis yang sebenarnya.
Saat membuka mata, sosok itu langsung tampak, mengingatkan untuk beribadah. Yang selalu ada saat, tidak bisa menyelesaikan masakan, ataupun cucian yang menumpuk. Sosok yang siap ke luar rumah, membeli segala keperluan rumah tangga, bahkan untuk pribadi. Yang marah saat diri melakukan kesalahan, marah di antara sayang. Dan, pribadi yang tidak banyak menuntut.
Tiap waktu saling menatap, lalu salah tingkah. Saling menggenggam tangan. Saling diam, lalu baikkan sekalipun tanpa kata maaf. Melalui dirinya, diri ini bisa masuk ke surga melalui pintu mana saja.
Percayalah, romantis itu ada hanya ketika kata halal sudah di tangan.
♡♡♡
sebuah kecupan darimu
cukup membuat duniaku
terasa lebih terang
secangkir teh hangat darimu
cukup 'tuk awali hari terindah
dalam hidupku
Komentar
Posting Komentar
Komentar darimu membangun Imajinasiku