"Di, ada titipan nih," Hana menyodorkan secarik kertas berwarna biru saat Dia duduk di taman tidak jauh dari kelas yang akan dihadirinya.
"Surat? Dari siapa?"
"Anak rohis," jawab Hana sambil mengedipkan mata. "Baca dulu aja, mana tau ngajak taaruf."
Dengan dada penuh penasaran ditambah deg-degan, Dia membuka lipatan kertas biru langit itu. Memang ada ikhwan yang membuat hati Dia cenat-cenut, tapi pikiran sepucuk surat ini dari laki-laki itu segera dihilangkannya.
Untuk ukhti Dia,
'Wanita selalu lupa dengan tiga perkara, yaitu :
1. Tangan adalah aurat, batasannya hingga pergelangan tangan
2. Kaki, seluruhnya adalah aurat
3. Dada adalah aurat, wajib menjulurkan jilbab hingga menutupi dada.
Jika sudah mengetahuinya, jangan menjadi wanita yang pura-pura amnesia ya ^^
Sekian,
0811***
'Ah, kirain ... ternyata note to myself aja.' Sedikit kecewa di hati, Dia kembali melipat kertas tersebut.
"Ada yang kecewa nih." Hana menyenggol lembut bahu Dia.
"Gak, biasa aja. Yuk masuk."
Ada yang luput dari perhatian Dia, kertas pembagian dari rohis untuk dirinya berbeda dengan yang lain.
"Surat? Dari siapa?"
"Anak rohis," jawab Hana sambil mengedipkan mata. "Baca dulu aja, mana tau ngajak taaruf."
Dengan dada penuh penasaran ditambah deg-degan, Dia membuka lipatan kertas biru langit itu. Memang ada ikhwan yang membuat hati Dia cenat-cenut, tapi pikiran sepucuk surat ini dari laki-laki itu segera dihilangkannya.
Untuk ukhti Dia,
'Wanita selalu lupa dengan tiga perkara, yaitu :
1. Tangan adalah aurat, batasannya hingga pergelangan tangan
2. Kaki, seluruhnya adalah aurat
3. Dada adalah aurat, wajib menjulurkan jilbab hingga menutupi dada.
Jika sudah mengetahuinya, jangan menjadi wanita yang pura-pura amnesia ya ^^
Sekian,
0811***
'Ah, kirain ... ternyata note to myself aja.' Sedikit kecewa di hati, Dia kembali melipat kertas tersebut.
"Ada yang kecewa nih." Hana menyenggol lembut bahu Dia.
"Gak, biasa aja. Yuk masuk."
Ada yang luput dari perhatian Dia, kertas pembagian dari rohis untuk dirinya berbeda dengan yang lain.
Komentar
Posting Komentar
Komentar darimu membangun Imajinasiku