Langsung ke konten utama

Rapi-Rapi Baju, Kuy!

Mengutip kata bunda Septi, “Berdamai dengan Setrikaan”

EKSPLORASI 
Saat kecil – remaja saya mencoba mengeksplore semua kegiatan domestik dengan 'terpaksa' karena ibu bekerja dan saya anak perempuan yang secara kultur menjadi 'seharusnya' mengerjakan pekerjaan domestik tersebut. Hasilnya semua pekerjaan domestik TIDAK SAYA CINTAI kecuali 'main'. Ya, semakin cepat selesai artinya waktu main makin panjang.

DO WHAT YOU LOVE
Saat menikah mau tidak mau saya harus berhadapan dengan aktivitas domestik lagi. Hadeeuh. Saya mulai pilah, mana aktivitas yang membuat saya bahagia dan mana yang tidak.

Saya bagi waktu saya berdasar kadar bahagia. Yang bahagia saya buat lama dan yang tidak dipersempit. Ketemulah 'main' sama anak-anak membuat saya sangat bahagia. Sedangkan masak, mencuci, setrika, dll membuat saya tidak bahagia. Maka saya bagi waktu saya dari subuh hingga jam 7 pagi melakukan hal yang harus dikerjakan meski tidak suka. Seperti mencuci, setrika, masak, dan lain-lain. Setelah itu selesai tidak selesai tutup. Kalau sempat dibuka lagi jam 7 malam, kalau tidak, ya berbagi ke tetangga yang mau kerja nyuci nyetrika, kalau nggak ada ya bajunya nggak usah disetrika hehehe.

Tapi aktivitas pendidikan anak menjadi menu utama bahagia saya dari jam 7 pagi – 7 malam. Saya bersungguh-sungguh didalamnya karena bahagia.

LOVE WHAT YOU DO
Aktivitas bahagia bermain bersama anak saya hilang sejak anak sulung saya menikah, anak kedua dan ketiga saya hijrah ke luar kota. Kami tinggal berdua, saya mulai melirik apa yang ada di depan mata yaitu setrikaan, dapur, dan lain-lain.

Mereka yang selama ini terbengkalai tapi tetap harus selesai. Saya berusaha mencintainya, denga mengubah mindset saya tentang setrikaan, dapur, dan lain-lain. Awalnya benci banget lihat setrikaan setumpuk. Setelah itu mengubah mindset, bagaimana caranya setrikaan, dkk itu menjadi sarana bahagia saya.

Aha! Nonton youtube. Ternyata selama hampir 24 tahun menikah, saya TIDAK PERNAH meluangkan waktu khusus untuk nonton meski itu di youtube. Sekarang dengan setrika saya bisa nonton, dan ternyata saya suka. Maka setrika menjadi aktivitas yang saya tunggu-tunggu sekarang karena itu artinya “Jam Nonton”.

Ini tentang diriku bagaimana denganmu?
🍂🍂🍂
Salah satu aktivitas rumah yang terlihat simpel namun harus rutin dilakukan; menyuci, mengeringkan, strika, melipat.

Jika menyuci dan mengeringkan (menjemur) pakaian tidak bisa ditunda, maka melipat dan menyetrika adalah korban dari ditundanya aktivitas.

Membahas bagaimana seni merapikan pakaian di grup whatsapp Rumah Gadang Bahagia, begitu banyak cara dan rasa yang dilakukan ibu-ibu profesional Padang. Iya, merapikan pakaian ternyata harus melibatkan rasa.

Bagaimana tidak, di saat hati berniat akan menyetrika, ternyata si kecil dalam mode manja. Rasa yang tadi begitu semangat, seketika berganti dengan helaan nafas. Entah karena gagal tidak jadi menyetrika, atau senang? Yang pasti, itu menjadi alasan buat Ibu untuk tidak jadi melicinkan pakaian, hihii ….

Berikut seni merapikan pakaian ala Ibu Profesional Padang, agar pakaian tidak menumpuk, lalu saling jatuh cinta dan beranak pinak 😄.

Untuk menyuci pakaian, usahakan tidak menumpuk lebih dari dua hari. Selain karena bau tidak sedap dan noda di pakaian lebih lama melekat, menyuci banyak sangat tidak efektif. Pakaianpun menjadi begitu kusut.

Ini juga berlaku pada pakaian kering. Pakaian kering sebaiknya langsung dilipat. Jika ditumpuk, itu berat untuk distrika, jangan lakukan. Maka, solusi selain langsung melipat pakaian yang telah kering adalah memakai hanger ketika menjemur.

Banyak keuntungan yang didapat jika menjamur pakaian menggunakan hanger. Pertama, pakaian lebih cepat kering. Kedua, tidak memakan tempat. Ketiga, saat kering, bisa langsung masuk ke dalam lemari, atau disusun rapi pada gantungan baju. Terakhir, pakaian yang dicuci tidak terlalu kusut.

Pilihlah waktu yang sekiranya Bunda bisa langsung menyelesaikan menyuci baju hingga menjemurnya. Jika menggunakan mesin cuci, sebaiknya tidak diputar terlalu lama. Sebab, memutar pakaian terlalu lama di dalam mesin cuci, membuat pakaian berumur pendek.

Maka, cara yang bisa dilakukan, rendam pakaian lebih kurang lima belas menit. Lalu, putar 3 – 5 kali. Begitu juga untuk membilas, putar 5 – 7 kali. Gunakan pewangi pakaian yang sekali bilas. Licin sabun, hilang seketika 😄.

Nah, bagaimana dengan mencuci dengan tangan? Sebaiknya mencuci setiap hari, agar tidak terasa berat. Jika memungkinkan, gunakan juga pewangi pakaian yang sekali bilas. Untuk pengeringan, usahakan saat menjemur jangan berkerut. Memang sebaiknya memakai hanger.

Selanjutnya, mengangkat jemuran dan melipat. Fiuh … sebagian besar Buibu mengatakan aktivitas yang membosankan. Owh, come on, Moms … luruskan niatmu, Insyaallah menjadi menyenangkan. Sambil membaca Asmaul Husna mungkin, Istighfar, zikir. Buatlah semua aktivitas menyenangkan sesuai hatimu.

Sebagian Ibu-ibu Profesional Padang menggunakan hanger saat menjemur pakaian. Jadi, pada saat sudah kering bisa langsung disimpan atau disusun pada gantungan kain. Lebih praktis.

Bagi yang masih harus melipat kain yang sudah kering, bisa dikerjakan saat bermain bersama anak. Kalau anak-anak sudah bisa membantu, ajak anak untuk ikut turut serta. Mungkin hasil lipatan mereka tidak serapi kita, tapi dengan berkegiatan bersama seperti itu, banyak manfaat yang didapat. Kebersamaan, keterampilan anak, kemendarian anak, dan masih banyak lagi.

Jika kondisi anak-anak tidak bisa dilibatkan, bisa ditiru cara salah satu ibu hebat ini. “Biasanya kain kering langsung lipat dihari yang sama biar nggak keburu kusut … sambil nyusuin anak … sambil nina bobok in … Tangan satu pegang anak satunya lipat-lipat seadanya.”

Namun, tetap ya Bundas, seringkali ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Akan ada satu waktu, kain kering bertumpuk hingga menggunung. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan, pertama membiarkan pakaian di jemuran hingga penyucian berikutnya. Kedua, lipat kain di waktu kosong, atau lakukan berangsur-angsur. Ketiga, saat kain diangkat dari jemuran, tumpuk sesuai keadaan saat menjamur. Paling tidak, lipat dua saja baru ditumpuk. Jangan sampai dibuat seperti bola-bola kain, biar anak-anak saja, jangan kita, berat nanti harus distrika 😅.

Next, menyetrika. Andai semua bahan pakaian ironless, hihii … Tidak boleh berandai-andai yes Moms, Nabi kita melarang hal tersebut, right?

Berikut ciloteh Buibu profesional Padang tentang menyetrika.
“Saat melipat kain, pisahkan dulu yang bakalan distrika. Nyitrikanya jika ada waktu luang.”
“Kering, lipat. Yang diseterika memang baju untuk pergi aja ….”
“Dua atau tiga hari sekali, aku selalu setrika baju sekolah dan baju kerja. Untuk baju rumah, kalo mood dan waktu agak luang aku setrika barengan. Kalo gak biasanya seminggu sekali. Atau kalo dah numpuk akan langsung di bawa paksu ke loundry.”
“Nyetrika yang menghabiskan waktu paling lama. Jadinya laundry setrika (cuci di rumah karna mikir lebih bersih). Untuk laundry setrika, itungannya per kilo dan bisa request pakai hanger untuk baju kerja (jadinya bebas lipatan).”
“Biasanya saya nyetrikanya di hari minggu ato kalo mefet secukupnya saja di pagi hari. Untuk baju yang harus disetrika, sebisanya jemur di hanger biar tidak terlalu kusut.”
“Nyetrika? karena baju digantung, nyetrika bisa dicicil dan cenderung lebih mudah disetrika. Pilih baju mana dulu yang mau disetrika juga lebih gampang. Kalau udah empet banget lihatnya baru minta tolong orang setrika-in.”
“Setrika sesempat dan semampunya, kalo baju rumah jarang disetrika … Kalo ga sempat setrika, minta tolong ke uni laundry 😁.”

Tips yang paling gampang dan sangat membantu, loundry ajah 😂😂. Tapi, pernah merasa gak sih Moms, kalau pekerjaan rumah yang dilimpahkan pada orang lain, ada rasa yang tidak puas? Tidak apa, sesekali itu perlu dilakukan sebagai reward pada dirimu, Bundas. Hanya saja, kita harus puas dengan hasilnya.

Untuk merapikan isi lemari selain bisa menggunakan metodenya konmari dari Marie Kondo, prinsip bunda Iid bisa ditiru, nih, “baju boleh nambah tapi lemari ga boleh nambah. Jadi kalau lemari dah berasa sesak sama baju, mulai dipilih mana yang bisa dihibahkan, mana yang masih bisa dipakai. Karna punya prinsip lemari ga boleh nambah walhasil beli baju juga jadi jarang. Belinya ya kalau rasa warna baju sudah mulai memudar, jadi pas seleksi baju saat akan dipakai lebih gampang, ga banyak mikir ini itunya 😄.”

Benar juga, ya Moms. Untuk apa beli banyak baju, kalau hanya memenuhi lemari saja. Apalagi, nanti, semua kepemilikan kita akan dihisab sejauh mana memanfaatkannya.

Terakhir, ada tips tentang mesin cuci dari Bundas profesional Padang.
◆ Mesin cuci dengan dua tabung, lebih murah dari pada mesin cuci dengan satu tabung.

◆ Mesin cuci dengan dua tabung, lebih tahan lama dari pada yang satu tabung.

◆ Mesin cuci dengan satu tabung, memberi waktu santai hingga penyucian selesai, dan hasil pengeringan tidak sekusut hasil dari mesin cuci dua tabung.

◆ Mesin cuci dengan satu tabung, sebaiknya diservis berkala untuk membuang kotoran-kotoran atau benang yang menempel.

Semua pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kembali pada kita, lebih butuh yang mana.

♣♣♣

Sumber : diskusi WAG Ibu Profesional Padang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y...

Yang Penting Nulis

Kuingin menulis, tapi tidak tahu apa yang ingin ditulis. Sekadar menulis, meluapkan 2 ribu kata yang sepertinya tidak begitu tersalurkan hari ini. Penting? Penting. Biar rasa-rasa yang tak diperlukan tubuh lepas, puas, bebas. Kuingin menulis. Entah itu tentang hati, hidup, atau umumnya yang dibicarakan. Namun, saat ini hati sedang tidak ingin berpikir. Maka, kutulis saja apa yang dirasa kepala. Walaupun hanya serangkai kalimat, bukan kata-kata yang sarat makna. Kuingin menulis y ang kadang mempunyai makna yang tersirat. Namun, kali ini, aku tidak akan menyiratkan suatu makna dalam tulisan ini. Hanya ingin menulis disaat kutak tau harus berpikir apa. Kata-kataku hanyalah biasan kecil dari hati. Sebuah catatan kecil yang kutulis saat mata harus terpejam untuk menjalani hari esok bersama senyuman. Bersama tawa si Kecil. Bersama kasih darimu. Bersama doa untuk yang tercinta.

Me-review

Lama ingin belajar me-review buku. Cukup buku, kalau film mungkin nanti, saat kiddos gak nempel kayak prangko lagi. Nanti juga dicoba melihat kembali (baca : review) sebuah produk. Ini sekarang baru mau belajar. Belum pernah nulis. Jadi, mau mencatat dan menyimpan ilmu tentang me-review di sini. Me-review dalam bahasa Indonesia ; ulasan, atau komentar? Kira-kira seperti itu, ya. Hehehe. Kemarin tanya-tanya ke senior WaG KLIP, cara me-review buku : coba tulis apa bagusnya atau jeleknya apa yang bikin kita merekomendasikan film/ buku tersebut kalau boleh saran 3 poin ini : 1. yang disukai 2. yang ga disukai 3. plot cerita plot di akhir karena orang-orang toh bisa google sendiri bagaimana jalan ceritanya iya atau bahas karakternya bisa bahas penulisnya juga dan karya-karya sebelomnya, kan kemiripan cara mengakhiri ceritanya Sampai di sana, saya paham tapi belum juga mencoba untuk mereview. Hadehh. Kalau kita search di google, banyak. Namun, di sini, saya hanya ...