Langsung ke konten utama

Kesal, Akutuh ....

Lagi bergelut dengan bumbu dapur, atau sedang bermain air bersama kain-kain, lalu tiba-tiba terdengar gedoran pintu dari luar. Auto langsung lari ke depan, mengintip siapa pelaku gedor-gedoran dengan si pintu. Kalau si tamu bisa diajak dari balik pintu aja, gampang, urusan cepat selesai.

Tapi, kalau yang datang mengharuskan kita--perempuan--harus bertatap muka, berarti harus balik lagi ke dalam, ambil hijab. Ya, kalau baju yang sedang dipakai 'aman', cukup pakai hijab. Kalau mood lagi pengen pakai yang fantastis--secara lagi seorang diri-- (haghaghag ...), berarti harus sorong lagi baju lain. Makin lama, dong ya, menemui tamunya.

Mau sharing dikit pengalaman sendiri, ketika menemui situasi tamu datang, atau bertamu.

Jika kondisi harus kembali ke dalam setelah tahu siapa tamu yang datang, jangan lupa jawab salam, lalu bilang "tunggu sebentar", pastikan si tamu mendengarnya. Kemudian, bergegaslah untuk kembali ke depan. Gak usah pake dandan, please ....

Hanya saja, kadang ada sebagian orang tidak mengerti keadaan tuan rumah yang terpaksa lama untuk membukakan pintu. Di sana, akutuh merasa sedih, apalagi ditambah kata-kata yang ... ais, sudahlah.

Jadi ingat sharing teman facebook beberapa pekan lalu.

Zaman kekhalifahan Turki  Ustmani,
desain pintu sesuai dengan akhlak
 dan tuntunan Islam (photo : portal islam)
Bagus juga untuk ditiru, jadi tanpa mengintip, kita bisa tahu, tamunya perempuan atau laki-laki.

Yang jadi masalah adalah tamu yang gak sabaran. Kayaknya di kaca rumah perlu ditempel pemberi-tahuan seperti ini, deh.

Kalau masih tidak sabaran, diamin aja, cape dweeeh!

Nabi ﷺ juga mengatakan, ketika bertamu sudah membaca salam tiga kali, tetapi tidak ada sahutan dari dalam, datang kembali nanti. Mengetuk pintupun cukup dengan ujung jari, tidak menggedor-gedor, apalagi mengintip.

Oke, oke ... jika masih menemui orang bertamu seperti ini, dan mungkin kita terlanjur kesal, dosa gak, sih, didiamin aja? Tenangkan diri sejenak, jangan marah, surga bagiku. Kemudian temui tersangkanya, jangan lupa senyum, sekalipun senyum dengan gigi yang bergemeletuk, muehehehe .... Ingat girls, surga bagimu.

Penting juga, nih, buat yang sudah menikah. Jika tidak ada Paksu di rumah, lalu ada tamu laki-laki, selesaikan urusan di luar rumah. Jangan sesekali mempersilahkan masuk, bisa jadi fitnah.

Itu tadi kalau orang yang bertamu. Bagaimana kalau kita, yang akan bertamu? Amalkanlah pesan Rasulullah ﷺ.

Baiknya, sebelum datang, beritahu tuan rumah dulu. Baca salam cukup tiga kali, mengetuk dengan ujung jari, kemudian tunggu beberapa saat. Simpel 'kan? Berpahala lagi, Insyaallah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y...

Yang Penting Nulis

Kuingin menulis, tapi tidak tahu apa yang ingin ditulis. Sekadar menulis, meluapkan 2 ribu kata yang sepertinya tidak begitu tersalurkan hari ini. Penting? Penting. Biar rasa-rasa yang tak diperlukan tubuh lepas, puas, bebas. Kuingin menulis. Entah itu tentang hati, hidup, atau umumnya yang dibicarakan. Namun, saat ini hati sedang tidak ingin berpikir. Maka, kutulis saja apa yang dirasa kepala. Walaupun hanya serangkai kalimat, bukan kata-kata yang sarat makna. Kuingin menulis y ang kadang mempunyai makna yang tersirat. Namun, kali ini, aku tidak akan menyiratkan suatu makna dalam tulisan ini. Hanya ingin menulis disaat kutak tau harus berpikir apa. Kata-kataku hanyalah biasan kecil dari hati. Sebuah catatan kecil yang kutulis saat mata harus terpejam untuk menjalani hari esok bersama senyuman. Bersama tawa si Kecil. Bersama kasih darimu. Bersama doa untuk yang tercinta.

Me-review

Lama ingin belajar me-review buku. Cukup buku, kalau film mungkin nanti, saat kiddos gak nempel kayak prangko lagi. Nanti juga dicoba melihat kembali (baca : review) sebuah produk. Ini sekarang baru mau belajar. Belum pernah nulis. Jadi, mau mencatat dan menyimpan ilmu tentang me-review di sini. Me-review dalam bahasa Indonesia ; ulasan, atau komentar? Kira-kira seperti itu, ya. Hehehe. Kemarin tanya-tanya ke senior WaG KLIP, cara me-review buku : coba tulis apa bagusnya atau jeleknya apa yang bikin kita merekomendasikan film/ buku tersebut kalau boleh saran 3 poin ini : 1. yang disukai 2. yang ga disukai 3. plot cerita plot di akhir karena orang-orang toh bisa google sendiri bagaimana jalan ceritanya iya atau bahas karakternya bisa bahas penulisnya juga dan karya-karya sebelomnya, kan kemiripan cara mengakhiri ceritanya Sampai di sana, saya paham tapi belum juga mencoba untuk mereview. Hadehh. Kalau kita search di google, banyak. Namun, di sini, saya hanya ...