Dulu, ketika belum berbontot, suka sekali setelah shalat langsung tidur di sajadah, masih lengkap memakai mukena. Nyaman.
Kini, kebiasaan itu telah berubah menjadi posisi duduk. Di sana, di sajadah yang masih menghadap kiblat, dengan mukena yang tetap dipakai. Nyaman.
Duduk bersimpuh, sendiri, namun terasa ada yang menemani. Bicara apa saja, sekalipun otak yang over thinking, seolah tetap didengarkan. Nyaman.
Apalagi, di saat hati sedang galau. Masyaallah, diri ini semakin nyaman duduk berlama-lama di sajadah. Dan ditutup dengan sujud syukur ataupun mohon ampun.
Karena, hati kecil itu tau, Engkau selalu ada.
Kini, kebiasaan itu telah berubah menjadi posisi duduk. Di sana, di sajadah yang masih menghadap kiblat, dengan mukena yang tetap dipakai. Nyaman.
Duduk bersimpuh, sendiri, namun terasa ada yang menemani. Bicara apa saja, sekalipun otak yang over thinking, seolah tetap didengarkan. Nyaman.
Apalagi, di saat hati sedang galau. Masyaallah, diri ini semakin nyaman duduk berlama-lama di sajadah. Dan ditutup dengan sujud syukur ataupun mohon ampun.
Karena, hati kecil itu tau, Engkau selalu ada.
Komentar
Posting Komentar
Komentar darimu membangun Imajinasiku