Salah satu temannya me time para emak adalah mi instan, betul?
Isu selama ini mi instan salah satu penyebab penyakit tidak menular, membuat semua orang was-was jika ingin memakannya, tapi tetap aja dimakan. Enak, sih ....
Baru-baru ini, ada artikel mengungkapkan fakta dari mi instan. Info ini sedikit melegakan, bagi saya khususnya. Berikut beberapa faktanya :
Ciek
Saat merebus mi instan, air rebusan akab berwarna putih. Kabarnya itu karena mi ada lapisan lilinnya, faktanya air rebusan mi putih karena mi mengandung zat pati yang berasal dari tepung terigu sebagai bahan dasar pembuatan mi.
Duo
Memasak mi sekalian dengan bumbunya akan kenyebabkan kanker. Ini adalah hoax.
Faktanya, pada petunjuk cara memasak, bumbu mi dimasukkan saat mi sudah matang. Ini dimaksudkan untuk menjaga cita rasa bumbu tetap gurih.
Tigo
Ternyata, mi tidak memakai bahan pengawet seperti lilin. Mengawetkan mi instan adalah dengan cara dikeringkan. Mi yang dibuat dari tepung terigu, setelah dicetak langsung dikeringkan. Pengeringan adalah salah satu untuk mengawetkan makanan. Jadi, bukan dikasih lilin.
Ampek
Katanya, mi instan susah dicerna oleh tubuh. Yang benar saja, bahan utama mi 'kan, tepung terigu.
Setelah makan mi, emang saat BAB yang keluar mi utuh? Kayak nak kecil makan kacang, dong. Muehehehe ....
Limo
Makan mi instan menyebabkan susah BAB. Hmm ... selama ini, lancar-lancar aja, sih, kalau saya.
Mi sumber karbohidrat, saat susah BAB yang diperlukan tubuh adalah serat larut air.
Jadi, saat memasak mi, tambahkan sayuran sebagai zat gizi serat.
Anam
Saya pernah ada yang minta dimasakkan mi, trus disuruh buang dulu air rebusan pertamanya. Tujuannya, agar bahan pengawet, yang disangka dari lilin tadi, terbuang.
Ternyata, eh, ternyata malah merugikan. Karena, saat pembuatan mi, ditambahkan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) yang bisa larut di air. Nah, kalau rebusan air pertama dibuang, maka .... (isi sendiri, ya)
Sudah tahu kebenaran mi instan, kan? Kalau gitu, boleh dong, konsumsi sering-sering? Gak gitu juga kaleee ....
Selain mi instan hanya mengandung karbohidrat, pertimbangan asupan garam yang tubuh perlukan juga harus diperhitungkan. Ingat, prinsip makanan yang kita makan adalah gizi seimbang.
Dalam satu bungkus mi instan mengandung lebih kurang 470 mg natrium. Jika kita makan mi saja tiga bungkus sehari, maka tubuh memperoleh natrium 1410 mg. Rata-rata tubuh memerlukan asupan natrium sebaiknya tidak lebih dari 1500 - 2300 mg per hari.
Kadar natrium yang berlebihan dalam tubuh secara berkelanjutan, dapat membahayakan kesehatan, seperti hipertensi.
Baru-baru ini, ada artikel mengungkapkan fakta dari mi instan. Info ini sedikit melegakan, bagi saya khususnya. Berikut beberapa faktanya :
Ciek
Saat merebus mi instan, air rebusan akab berwarna putih. Kabarnya itu karena mi ada lapisan lilinnya, faktanya air rebusan mi putih karena mi mengandung zat pati yang berasal dari tepung terigu sebagai bahan dasar pembuatan mi.
Duo
Memasak mi sekalian dengan bumbunya akan kenyebabkan kanker. Ini adalah hoax.
Faktanya, pada petunjuk cara memasak, bumbu mi dimasukkan saat mi sudah matang. Ini dimaksudkan untuk menjaga cita rasa bumbu tetap gurih.
Tigo
Ternyata, mi tidak memakai bahan pengawet seperti lilin. Mengawetkan mi instan adalah dengan cara dikeringkan. Mi yang dibuat dari tepung terigu, setelah dicetak langsung dikeringkan. Pengeringan adalah salah satu untuk mengawetkan makanan. Jadi, bukan dikasih lilin.
Ampek
Katanya, mi instan susah dicerna oleh tubuh. Yang benar saja, bahan utama mi 'kan, tepung terigu.
Setelah makan mi, emang saat BAB yang keluar mi utuh? Kayak nak kecil makan kacang, dong. Muehehehe ....
Limo
Makan mi instan menyebabkan susah BAB. Hmm ... selama ini, lancar-lancar aja, sih, kalau saya.
Mi sumber karbohidrat, saat susah BAB yang diperlukan tubuh adalah serat larut air.
Jadi, saat memasak mi, tambahkan sayuran sebagai zat gizi serat.
Anam
Saya pernah ada yang minta dimasakkan mi, trus disuruh buang dulu air rebusan pertamanya. Tujuannya, agar bahan pengawet, yang disangka dari lilin tadi, terbuang.
Ternyata, eh, ternyata malah merugikan. Karena, saat pembuatan mi, ditambahkan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) yang bisa larut di air. Nah, kalau rebusan air pertama dibuang, maka .... (isi sendiri, ya)
Sudah tahu kebenaran mi instan, kan? Kalau gitu, boleh dong, konsumsi sering-sering? Gak gitu juga kaleee ....
Selain mi instan hanya mengandung karbohidrat, pertimbangan asupan garam yang tubuh perlukan juga harus diperhitungkan. Ingat, prinsip makanan yang kita makan adalah gizi seimbang.
Dalam satu bungkus mi instan mengandung lebih kurang 470 mg natrium. Jika kita makan mi saja tiga bungkus sehari, maka tubuh memperoleh natrium 1410 mg. Rata-rata tubuh memerlukan asupan natrium sebaiknya tidak lebih dari 1500 - 2300 mg per hari.
Kadar natrium yang berlebihan dalam tubuh secara berkelanjutan, dapat membahayakan kesehatan, seperti hipertensi.
Komentar
Posting Komentar
Komentar darimu membangun Imajinasiku