Langsung ke konten utama

Menjadi Ketua Kelas

Semenjak menduduki bangku sekolah, mulai dari taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, dan terakhir strata satu, akhirnya saya dapat amanah sebagai ketua kelas setelah menjadi seorang ibu di kelas literasi ibu profesional Padang.

Kaget, sih, tidak. Deg-degan, iya. Belum tahu, apa dan bagaimana sistem memimpin sebuah kelas yang anggotanya tak pernah tampak muka, hanya tulisan. Bisa dibilang itu sebuah keuntungan, yang bila salah paling malu sendiri, hehehe.

Alhamdulillah, tidak pernah salah. Ternyata, di sekolah ini--ibu profesional--semua guru semua murid. Jadi, disaat seseorang baru saja maju menjadi pengurus, akan ada tangan yang langsung membantu.

Kepala yang selama ini selow tanpa berpikir mau apa dan mengapa--selain memikirkan masak dan kegiatan anak--terasah dengan adanya amanah. Pun, dengan kalimat yang keluar saat menyapa grup. Jadi semakin merasa bijak. Eaa.

Sebuah pertemuan, akan ada perpisahan. Jadi, tanggal 22 Maret lalu, saya sebagai ketua kelas literasi ibu profesional Padang, membubarkan grup sesuai instruksi dari pusat. Bahwa, di new chapter ibu profesional, semua rumah belajar, akan berpusat di kampung komunitas.

Intinya, saya cuma mau save kenang-kenangan dari kelas literasi ibu profesional Padang, yang biasa kami sebut Kelip, di sini :)


Menjadi sebuah pemimpin itu tidaklah mudah. Tanggung jawab yang harus ditunaikan sekarang, atau di akhirat kelak akan selalu membebani pundak.

Namun, akan terasa mudah saat dijalani dengan jujur dan bahagia, menggenggam anggota adalah langkah bijak dalam menjalani amanah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg