Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Janji Nia

"Ingat ya, Nak, hati-hati dan jangan tergesa-gesa." Nasehat ini selalu disampaikan Mama saat Nia akan pergi sekolah. Nia, gadis kecil yang bersekolah di taman kanak-kanak itu, memang sedikit ceroboh. "Oke, Mama," jawab Nia semangat. "Jawaban yang bagus itu, Insyaallah, Sayang." "Eh, iya, lupa. Insyaallah, Mama." Nia memperbaiki jawabannya sesuai yang diingatkan Mama. "Nia berangkat dulu ya, Ma. Assalammualaikum," pamit Nia kemudian. Sesampai di sekolah, Nia melihat teman-temannya sedang berkumpul di belakang kelas. Nia penasaran, ada apa di sana? Kenapa teman-teman melihat ke dinding belakang? Nia pun berlari cepat ke arah teman-teman berkumpul, tetapi ia tidak melihat ada salah satu tas milik temannya tergeletak di lantai. Gadis berhijab kecil itu lupa akan pesan Mamanya. Tanpa memperhatikan langkahnya, Nia tersandung. Dia menubruk teman-temannya yang ternyata sedang melihat gambar yang baru saja ditempel guru di dinding be

Andai Aku Seorang

Ada yang seru di kelas literasi IP Padang malam ini. Ide salah satu bunda hebat yang terinspirasi dari grup kepengurusan Ibu Profesional, secret party . Menulis mendadak, tanpa berpikir detail, bagusnya gimana, setelah gambar dibagikan. Dari permainan ini, saya bisa menilai diri sendiri. Ternyata saya, tidak bisa berpikir cepat. Saya seseorang yang ingin memberikan sesuatu yang terbaik, jika masih diberi waktu. Untuk melakukan sesuatu, saya harus berpikir terlebih dahulu (mungkin membutuhkan waktu). Saya salut pada teman yang bisa langsung menuliskan apa yang dipikirannya setelah melihat gambar. Pada kegiatan sehari-sehari, seringkali saya menginginkan berpikir cepat seperti itu, hanya saja, setelahnya ada rasa sesal atau ... perasaan tidak puas. Nah, dari gambar yang dibagikan, jadi banyak andai aku menjadi ini dan itu di kepala. Awalnya saya mau buat, andai aku seorang suami (bhuahaha). Lalu, andai aku seorang yang miskin (na'udzubillah). Kemudian, andai aku seorang diri

Tentang Sakit

Dulu, saat masih gadis, ketika sakit datang menghampiri, yang ada di pikiran, mengeluh dan minta perhatian -secara punya tiga orang saudara membuat perhatian Papa Mama sangat terbagi, walau sebenarnya tak sedikitpun berkurang-. Kalau sudah merasa sedikit membaik, ditambah pura-puranya sehari, muehehehe ... dasar! Sekarang, ketika sakit bertamu ... hanya raga yang bisa rebahan, selebihnya? Apa mau dikata. Pergi ke dokter, lalu nasihat dokternya, " istirahat yang cukup". Tadinya mau nanya, "cara istirahat yang cukup itu bagaimana, Dok?" Tapi, ya, sudahlah. Si dokter juga tidak akan bisa membayangkan ada tiga orang bocah yang sangat aktif di rumah. Satunya masih ASI, yang ketika malam berlangsung akan masih mencari ASInya, yang kemudian tidur menelungkup di atas badan si Ibu. Paginya ... jangan ditanya bagaimana pegalnya si raga. Jadi, Pak, Buk ... jika ada anak sakit, tolong jangan berkata pindahkan saja rasa sakit itu padaku. Hati-hati, ucapan itu doa, lho. K

Ayah, Hebat!

Suatu sore yang cerah, Hasyim ditemani Ibu, sedang menunggu Ayah pulang dari kerja. Hasyim dan Ibu, duduk di taman bunga yang tidak jauh dari rumah mereka. Hasyim sedang sedih, karena Ayah tidak bisa menemani Hasyim bermain sepeda sore ini. Padahal, Ayah sudah janji akan bersepeda dan pergi makan es krim yang besar. "Hasyim, kecewa, ya?" tanya Ibu. "Iya, Bu. Ayah ndak sayang Hasyim, ya, Bu?" tanya Hasyim sedih. "Ayah sayang Hasyim, kok." jawab Ibu sambil tersenyum. "Kalau Ayah sayang Hasyim, kok, Ayah ndak mau main sama Hasyim?" tanya Hasyim lagi. "Ayah 'kan kerja, Nak. Ayah kerja biar apa coba?" jelas Ibu lagi. "Biar dapat uang," "Terus uangnya untuk apa?" "Untuk beli susu Hasyim, sama mainan, sama kue coklat, sama es krim." Ibu tertawa kecil mendengar jawaban Hasyim yang panjang. "Kalau begitu, Ayah sayang tidak sama Hasyim?" "Sayang." Suara Hasyim terdengar l

Quotes dari Abang

"Sahabat itu, tanpa dibuat-buat, akan tumbuh chemistry diantara kalian dengan sendirinya. Tanpa diminta, dia akan selalu datang untuk lo. Gak peduli itu saat lo di atas, apalagi di bawah. Bahkan menurut gue, orang yang selalu ada saat lo susah, itu yang sebenarnya sahabat .... Sahabat itu, yang tidak hanya peduli urusan dunia lo. Tapi yang selalu mengajak lo untuk terus mengingat apa yang tidak boleh dilupakan. Apa coba?" "Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Right ?" "Pinter. Buat apa punya banyak teman tapi hanya ada saat kita senang? Bahkan mengajak pada kemaksiatan. Berteman itu, selain saling memanfaatkan, yang terpenting dapat menyelamatkan kita di akhirat kelak. Memanfaatkan dalam tanda kutip ya." " ... " "Dek, masih nafas 'kan lo?" "Masih. Gue tiba-tiba ingat seseorang, sikapnya sama kayak yang lo sebutin tadi, Bang. Tapi, selama ini malah gue acuhkan." Suara di seberang terdengar melemah, penuh peny

Mainan

'Tuhan ... hari ini, hamba mohon, lancarkan niat ini, izinkan hamba sedikit menantang abang. Aamiin ....' Doaku setelah shalat Subuh. Hari ini aku harus bicara serius dengan abang, aku tidak mau dijadikan yang ke dua. Pokoknya dia harus menjadikanku yang pertama, harus! Sekalipun nanti dia akan bicara jutek, sengak dan kawan-kawannya, mentalku sudah siap. Jikapun tidak sanggup, aku punya jurus terakhir yang hanya dimiliki kaum kami, menangis. Ku lihat abang masih bergelung dalam selimut. 'Kenapa ga pernah peka sih? udah hampir tiap malam bahkan setiap hari dikode ga merasa juga. Maaf ya bang ... kali ini aku ga mau mengalah'. Lama kupandang sosok yang telah menemaniku hampir delapan tahun ini. Tapi setahun belakangan, semenjak dia punya mainan baru, aku dilupakan. Walaupun aku yakin, dia lebih membutuhkanku. "Bang ... udah subuh. Tumben aku duluan yang bangun ...." "Hmm," sejenak dia meregangkan tubuh yang hampir semalam tak bergerak. Kemud

Sepercik Bunga Pernikahan

Melati begitu sendu menatap sebuah akun media sosial yang berisikan foto-foto liburan seorang temannya. Dirinya merasa begitu sedih karena tidak bisa keluar dari sangkar bata walaupun hanya untuk keliling mall. Lelakinya tidak menyukai travelling, dan tak mau juga untuk sekedar berkorban menyenangkan hatinya. Merasa lelah, perempuan itu menutup akun tadi lalu beralih ke aplikasi olshop. Dari pada hasad melihat foto orang, mending beli yang unyu-unyu. Ujar Melati di hati. Tanpa dia sadari, seorang perempuan lain sedang menatap akun media sosialnya. Begitu besar keinginan Lili untuk sekedar shopping, sekalipun hanya belanja online. Melihat akun media sosial temannya yang bebas ingin berbelanja apa saja, hatinya merasa dicubit. Perih. Sang suami tidak pernah memberinya uang. Bahkan, untuk bahan masak sehari-haripun suaminya yang belanja. Memang, apa yang Lili inginkan selalu dibelikan suaminya, tapi tetap saja ditanya terlebih dahulu untuk apa. Rasanya ... sangat diatur. [

Tak Bisa Percaya

Aku menunduk menahan gejolak di dada. Jari jemari ini saling mengait untuk mempertahankan mulut agar tidak mengeluarkan kata yang bisa membuat suasana semakin runyam. Kepala yang terasa panas, tetap kupaksa berfikir, bagaimana berucap pada lelaki yang begitu santai duduk di sampingku sambil bermain onet. Ish .... "Sudahlah, Bu ... gak perlu dipikirin." ujarnya semakin santai tanpa beralih sedikitpun menatap smart phone-nya. Ish ... ish ... ish .... "Gimana gak mikirin ... Ayah bisa gak, sih, berhenti sebentar? Ini kita lagi bicara serius!" Ujung-ujungnya nada suaraku naik juga satu oktaf. Gemes! Bagaimana dia sebegitu santainya setelah mengucapkan, 'aku gak percaya sama kamu'. "Oke. Emang, Ibu maunya gimana?" Setelah menyimpan hp di sampingnya, lelaki itu merubah posisi duduknya menghadap penuh ke arahku. "Harusnya Ibu yang nanya gitu, Ayah maunya Ibu gimana?" Suaraku melunak. Aku selalu grogi kalau sudah ditatap penuh seperti ini

Akrostik

J alani hidup tanpa perlawanan E ntah itu untuk apa dan siapa N yatanya hidup butuh perlawanan U apan kemarahan  H anya sekedar embun emosi  L ambat aku mencerna E ntah itu sikap atau sifatmu L alu apa aku diam? A tau selalu protes H ampa kadang, hanya rasaku  S eketika semua menjadi runyam E ntah itu kepala atau dada N amun tak jua kuasa meredam D iam pilihan satu-satunya, selalu I ngin mulut berucap, membalas R abb, Engkau Maha Tahu I zinkan menangis sejenak 🍃🍃🍃 Hanya Rangkaian Kata Tak masalah sikap bagaimana Hanya perlu lisan yang dijaga Sekedar menjaga Tidak perlu sekalipun mencipta rasa

Sampah Plastik (Anorganik) "ECOBRICK"

Apa kabar sampah di rumahmu? Bercampur baur dan penuh 😖 Dapat ide menulis tentang sampah plastik ini dari postingan teman maya. Anak beliau mendapat tugas dari sekolahnya, mengumpulkan sampah plastik yang sudah tidak ada sisa makanannya. Lalu, dimasukkan dan dipadatkan ke dalam botol minuman. Kepo dong, ya, itu untuk apa? Membaca salah satu komen, coba search ecobrick . Langsung cuss ke mbah gugel. Masyaallah ... ternyata daur ulang sampah plastik, bisa menjadi meja, lemari, kursi, bahkan tembok. Kalau di out door , bisa untuk menghias taman. Ecobrick berasal dari kata  ecology  yang berarti ekologi, dan  brick  yang berarti bata atau bisa disebut juga dengan bata ramah lingkungan. Ide ini pembuatannya dicetuskan oleh pasangan suami istri Russell Maier, pria asal Kanada dan Ani Himawati perempuan asal Indonesia yang memiliki rasa kepedulian sangat tinggi terhadap sejumlah negara berkembang, di Asia Tenggara khususnya, dalam menghadapi permasalahan sampah plastik. Car

Hai, Aku!

Aku mengenalmu, tapi sekedar tahu, kalau kamu adalah aku. Aku terlalu sibuk dengan permintaan si hati, sehingga seringkali melupakanmu. Aku ingat, beberapa dosa yang telah kamu lakukan. Itu karena aku. Kini, aku begitu menyesal atas apa yang telah kamu lakukan. Sangat. Aku juga tidak akan menyalahkan hati, karena, aku yang salah. Maaf, jika aku tidak pernah memanjakanmu. Seringkali mengabaikan kesehatanmu, untuk memenuhi kesenangan hati ini. Aku yang salah, bukan hati. Maaf, jika kamu mendapat hukuman karena kelalaianku pada Tuhanmu. Semua, karena aku yang terlalu mengikuti hati. Ah, bukan. Itu nafsu. Maaf. Terima kasih, sudah menerima tentangku. Buruk dan baik. Susah dan senang. Kurang dan lebihku. Terima kasih ... sudah kuat saat lemah itu datang. Tetap tersenyum saat sedih itu menyapa. Tetap sabar ketika masalah itu menguji. Meski, sabarmu masih berbatas. Tak apa. Pintaku, jangan marah please .... Apapun itu ... ingatlah, Allah know al

Hijrah Rasa

Hati itu kamu yang punya. Tentu hanya kamu yang bisa mengaturnya. Mau dia tetap dijalan-Nya, atau mengikuti bisikan makhluk Allah yang bisa menyusup dalam diri melalui aliran darahmu. Semua, tergantung padamu, dirimu sendiri. ▲▼▲ Menjadi salah satu siswi di sekolah menengah umum bukanlah cita-cita, apalagi impian Qian. Hanyalah keinginan yang begitu kuat untuk mengajak sang sahabat pindah haluan, maksudnya kembali ke jalan yang benar, lebih tepatnya hijrah. Ais ... Qian memang sebegitu bingungnya menghadapi sahabat sehidupnya ini. Iya, sehidup, karena mereka belum merasakan yang namanya mati. Na'udzubillah. "Lo pikir gue tersesat gitu? Qi, gue masih shalat lima waktu, masih puasa, masih bersedekah, masih sering ucap syahadat, udah berhijab, naik haji aja yang belum. Ah, lo buat gue jadi riya." Begitu protes Gita ketika mendengar alasan Qian ingin melanjutkan pendidikan di sekolah umum. Gita bukannya tersinggung, gadis berhijab mungil ini lebih mengkhawatirkan sah

Risalah Nabawiyyah - Kaum Arab

Siroh sebelumnya, klik →  Posisi Bangsa Arab ••• Pekan lalu kita sudah mengenal geografis Bangsa Arab. Jumat ini, kita akan berkenalan dengan kaum Arab (kaum yang umumnya memiliki hidung bangir, hihihii ....). Menurut para sejarawan, garis keturunan asal kaum Arab ini, ada tiga bagian : 1. Arab Ba'idah, yaitu kaum Arab kuno yang sudah punah dan tidak mungkin lagi untuk melacak lebih lanjut tentang sejarah mereka. Seperti kaum Ad, Tsamud, Thasm, Judais, Imlaq (bangsa raksasa), dan lainnya. Ayoo ... siapa yang ingat itu kaum di masa Nabi apa saja? Membayangkan berkenalan dengan mereka, kok, sedikit merinding, ya? 😅 2. Arab Aribah, yaitu kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya'rib bin Yasyjub bin Qahthan, atau Arab Qahthaniyah. Saya harus googling dulu untuk tahu, siapa itu Ya'rib bin Yasyjub bin Qahthan. 3. Arab Musta'ribah, yaitu kaun Arab dari keturunan Ismail, yang disebut Arab Adnaniyah. Nah, seperti yang ditulis di atas, bahwa sejarah Arab B

Kejutan-Nya

Sebagian orang, mungkin tidak terlalu peduli pada waktu yang telah berlalu. Namun, tidak sedikit yang masih mengenangnya. Entah itu manis, atau pahit. Jika itu manis, tentunya akan menciptakan sebuah rindu. Kalau itu pahit, yang ada adalah sebongkah penyesalan. Rindu itu ... seolah menjerat hati agar menetap seperti dulu, jangan berganti. Lain dengan penyesalan, bagaimana hati ingin melenyapkan segala dosa. Rasanya tidak cukup hanya dibayar dengan doa. Benar yang dikatakan seorang bijak agama, "menyesallah sekarang, jangan tunggu hari pembelasan, baru ada rasa sesal. Tidak akan berguna!" Sebagai seorang istri dan juga masih berstatus anak, seringkali memori-memori itu muncul di saat hati merasa baper. Dalam kurun waktu yang singkat, seolah cerita dipangkas oleh penulisnya. Baru memulai, langsung terjadi klimaks, tanpa ada penjelasan. Terkejut. Begitulah adanya, jika menikah tidak didahului dengan ilmu. Selama ini, mata dan pikiran hanya tertuju pada sekitar, "oh ..

Tentang Menulis(ku)

Sepekan menulis setiap hari, menyadarkanku beberapa hal. Entah itu tentang menulis itu sendiri, tentang suatu rasa, atau ... tentang cinta kita. Eaa .... Tidak ada paksaan dari pihak manapun dalam tantangan menulis setiap hari ini. Semata hanya ingin menguji diri sendiri, 'sampai dimana kemampuanku?', selain memang ingin mendapatkan badge "You are outstanding" dari Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP). Ternyata menulis bebas setiap hari, membuat jiwa terasa sedikit lapang, bebas? Hmm ... apa, ya, kata yang cocok? Intinya, rasa-rasa yang memberatkan kepala tidak terlalu mendominasi. Ini mungkin, ya, yang dikatakan para psikolog "menulis sebagai terapi jiwa". Dengan menulis sepekan kemarin, yang tanpa tema dan tujuan, meyadarkanku "cobalah menulis yang menginspirasi". Niatnya juga demikian, hanya saja menulis saat ini sangat tertantang, karena keadaan. Bisa bayangkan, ketika sedang asik menulis, tiga suara khas anak balita menjadi backsound? P

Muhasabah Diri

Seringkali dunia membutakan akhirat. Padahal, di akhiratlah muara segala urusan dunia.

(Bukan) Ibu yang Baik

Aku ... tidak seperti lirik-lirik lagu tentang hebatnya seorang ibu atau sabarnya seorang Mama. Aku tidak sebaik itu. Mulut ini, pernah membentak mereka. Pernah memarahi mereka. Ancamanpun pernah terucap. Hampir setiap hari menyuruh mereka bertanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan. Padahal, mungkin mereka belum mengerti, atau masih perlu pembiasaan. Kadang, membiarkan mereka tidak makan, atau tidur siang. Kadang, membiarkan mereka menonton sepuas keinginannya. Kadang, memperbolehkan mereka bermain di luar rumah hampir seharian. Kadang, memberi cokelat atau es saat mereka sedang batuk pilek. Kemudian, tidak memandikan mereka saat pagi hari. Kadang, melarang mereka mendekat saat hati sedang tidak menentu. Mereka tidak pernah balas marah. Hanya ada mata yang berkaca-kaca kemudian air itu jatuh menetes, dan tubuh kecil yang ingin dipeluk. Aku ... bukanlah seorang ibu yang baik. Bahkan, merasa tidak pantas memiliki mereka yang sangat tulus menyayangiku. Namun, ak

Romantis

"Eh, tu tuh, Alia datang. Lihat deh, pasti dibukakan pintu sama suaminya. Sok romantis banget, gak, sih?" Tia menunjuk sebuah mobil sedan hitam yang sama sekali terlihat tidak mewah dengan pandangannya. Dua jendela di belakang yang selalu tertutup, sedangkan jendela di depan selalu terbuka sepertiga. Aku bukannya tidak tahu, kalau suami Alia selalu membukakan pintu mobil untuk perempuan beranak dua itu. Tidak hanya itu .... "Dia juga selalu duduk di belakang. Gak pernah, tuh, terlihat dia duduk di samping suaminya." Lanjut Tia dengan wajah yang ... iri? Entah. Perempuan dengan segala prasangka. Padahal, jelas di dalam Quran Allah berfirman,  “ Jauhilah kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa ”  (QS. Al-Hujuraat: 12). Eh, aku 'kan, juga perempuan, muehehehe .... "Jeng Tia, kenapa gak coba nanya langsung, kenapa sist Alia duduk di belakang terus? Tuh, orangnya nyampe." Elah, ngomongnya jadi lebay

Tunjukkan Padanya

Dari sekian banyak penyesalan, dua hal yang paling disesali seorang ibu. Dosa-dosa yang pernah dia perbuat, dan amarahnya pada sang buah hati. Sangat. Kamu tau? Tidak ada ibu yang ingin melepas emosi pada anaknya. Jika itu terjadi, dia akan berbalik marah pada dirinya sendiri. Kamu tau? Lapar dan mengantuk sering menyebabkan marah sang ibu tidak tertahan. Jangan berbalik menghakiminya, beri dia waktu untuk dirinya. Itu tidak akan lama. Kamu tau? Emosi dia sangat tergantung padamu. Cobalah, bersikap manis. Akan ada selalu senyum di harinya, kemudian mengalir indah suara tanpa amarah pada seisi rumah. Jangan pernah coba, bicara keras padanya. Akan sangat sulit baginya untuk melewati hari. Bahagianya, sikap manismu.

Risalah Nabawiyyah - Posisi Bangsa Arab

Bismillah. Insyaallah setiap hari Jumat, saya akan mencoba meringkas sirah nabawiyyah, perjalanan hidup Rasul  ﷺ yang agung. Kisah ini saya tulis ulang dengan bahasa yang lebih ringan. Sumber dari buku Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri. ◆◆◆ Jika ditanya, apa yang langsung terfikirkan olehmu, tentang keadaan bumi negeri Arab? Tentunya padang pasir (sahara), tanah gundul dan gersang yang tanpa air dan tanaman. Right? Sejak dulu, lafazh Arab selalu ditujukan kepada Jazirah Arab. Nah, sebelum kita berkisah tentang Baginda Nabi Muhammad  ﷺ, baiknya kita juga mengenal sedikit gambaran tanah kelahiran Beliau. Luas Jazirah Arab diperkirakan antara 1.000.000 mil persegi hingga 1.300.000 mil persegi. Dengan batasan-batasan daerah sebagai berikut : Barat → Laut Merah dan semenanjung gurun Sinai. Timur → Teluk Arab dan sebagian besar negeri Irak bagian selatan. Selatan → Laut Arab, perpanjangan dari laut Hindia. Utara → Wilayah Syam dan sebagian negeri Irak. Peta Ti

Liburan

Salah satu ide untuk menulis adalah dari gambar. Jalan-jalan ke instagram, pas banget nemu gambar dari akun bundaniralilla . ◆◆◆ Melihat postingan travelling teman-teman di status media sosialnya, Alia pun ikut merencanakan me time -nya. Kebetulan hari ini, sang suami tidak ada jadwal mengajar. Sepertinya dia akan berada di rumah hingga sore nanti, maka Alia memanfaatkan keadaan. Menyusun sedemikian rupa bujukkan untuk sang suami dan dua orang anaknya, Alia berhasil seluruh anggota  clear and clean rumah yang tadinya bak rumah yang memiliki balita. Padahal, iya, rumah tetangga. Abaikan. Sebagai hadiah telah membantu membersihkan dan merapikan rumah, duo kiddos diajak ke rumah datuk dan nenek yang jauh di desa. Sorenya, Alia kembali ke rumah. Datuk dan nenek anak-anak tentu sangat bahagia jika cucu mereka menginap di sana. 'Maaf dan terima kasih, Pa, Ma ... semalam saja. Terima kasih juga untuk Ibu yang telah menahan sang putra di rumahmu'. Sekarang, saatnya A

Bisakah, Sedikit Saja ....

Mengutip kata bijak dari media sosial -yang sumber aslinya sudah tidak diketahui lagi-, bahwa ... seorang istri kuat memasak sambil gendong anak. Kuat bangun cepat walau tidur telat. Namun, sekali dibentak suami, kekuatan itu luruh tak bersisa. That's right . Jangankan dibentak, naik satu oktaf saja suara suami saat bicara, hati langsung nyes. Lemah, lunglai, tak bersemangat. Ajaibnya, jika suami kembali mengajak bicara dengan suara yang lebih lunak, hati yang tadi layu, mekar seketika. Eaa .... Suasana hati seorang istri sangat bergantung pada sikap suami, yang akan berdampak pada kondisi kejiwaannya saat mendidik anak. Jika kekerasan fisik akan berdampak nyata, maka tutur kata yang penuh tekanan atau emosi, akan tergores dalam di hati. Percayalah wahai para suami, seorang istri yang tulus padamu, tak akan ada rasa sakit hati yang bersarang di dadanya. Hanya ada rasa iba hati saat engkau berkata kasar padanya. Laki-laki itu diciptakan Allah sarat akan emosi. Pantas saja Ra