Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Melatih Kemandirian Anak - Game Level 2

Alhamdulillah...setelah melewati game 1, dan hanya mendapatkan badge dasar (ckck...) tetap bersyukur masih bisa melawan rasa dan pikiran Ga Bisa. Untuk tidak memperpanjang mukadimah (halahh...), langsung saja saya share latihan kemandirian Hafshah minggu pertama. Kenapa ibu memilih Hafshah? Begitu banyak terlewatkan perhatian ibu pada Hafshah, entah itu hanya perasaan, kenyataan emosi Hafshah lebih meledak-ledak dibanding Hasyim. Sehingga mengajak Hafshah mengerjakan sesuatu, mempertaruhkan emosi ibu karena emosi Hafshah yang langsung keluar jika tidak sesuai keinginannya, ini yang akan dilatih. Bismillah. Untuk minggu pertama, dimulai tanggal 30 nov - 6 des, ibu akan melatih Hafshah tidur tanpa menangis dan digendong. Hafshah baru selesai disapih, dampaknya jam tidur terganggu dan tidak mau tidur sendiri. Alhamdulillah malam ini, walaupun saat mengantuk menyerang Hafshah, sempat menangis minta digendong. Dan tekanan disekitar ibu harus menggendong Hafshah yang membuat emosi melua

Aliran Rasa Komunikasi Produktif Game Level 1

Judul yang jujur, hehe... Lagi writing block kayaknya nih, buntu. Selesai sudah materi pertama dan game level 1 di kelas bunda sayang. What do you feel? Tidak produktif. Tapi saya menyadari 1 hal, komunikasi dalam keluarga itu kunci utama dalam menjalani aktivitas. Salah sedikit saja, bisa jadi permasalahan panjang. Kenapa saya merasa kurang produktif? Saya menjalaninya masih karena sebatas game dari kelas, awalnya. Sekarang hampir menjadi kebiasaan saya untuk selalu menciptakan komunikasi produktif dengan suami, juga anak-anak. Ketika review dishare, disinilah saya mengerti segalanya. Ga semua sih tapi hampir mengenai sasaran, dan makin bertekad melanjutkan komunikasi lebih produktif. Jika selama ini lebih sibuk dengan gadget saat anak tidur, sekarang saya lebih memilih bersenda gurau dengan suami. Jika kemarin emosi masih sering terlepas pada anak, Alhamdulillah sudah jauh berkurang bisa menahan emosi. Alhamdulillah, dan terima kasih IIP :)

(Masih) Tentang Celana Hasyim - Komprod #10

Sebelumnya izinkan saya memberi sedikit keterangan, bahwa percakapan ini terjadi pada tanggal 11 nov 2017 kemarin tapi karena kuota the end, baru sekarang bisa upload (ini pun nebeng di gadget suami 😁). Oke, abaikan... Masih tentang hasyim yang susah banget disuruh langsung pakai celana setelah dari kamar mandi, "Hasyim kemarin janjinya pakai celana sendiri kan nak?" "Ibu yang pakaikan..."langsung merengek aja. "Kan kalau netes ibu ga mau pakaikan," Jadi hasyim ini entah kenapa suka menahan pipisnya, udah netes dikit baru lari ke kemar mandi. Akhirnya hasyim menepati janji, walaupun sedikit manyun😊 Sorenya, "Langsung pakai celana ya nak," "Kan ga netes, ibu yang pakaikan..." Yah dia ingat. Ibu cari akal, "kalau pake sendiri, ibu ada sesuatu..." Mata hasyim berbinar, "apa bu? Lihat dulu baru hasyim pakai celana" udah pandai nawar dia 😒 Ibu mengambil sticks keju, dan memperlihatkan pada hasyim. "H

Cemburu? - Komprod #9

"Jadi ayah harus bagaimana?" Sebenarnya lagi ga ada pembicaraan serius, hanya saja ibu sedikit ngomel saat ayah jajanin 2H, bukan karena jajanannya tapi karna ibu ga dapat jatah 😳 "Lebihkan buat ibu juga ayah, ibu kan juga mau. Kalau saja tempat jajan ga jauh ibu bisa beli sendiri," ciee...merajuk, haghag... "Ayah mana tau, biasa kan ibu ga mau protes," "Apa harus ibu protes dulu baru ayah belikan? Adil dong yah..." "Lha, anak ayah kan cuma 2. Ibu cemburu ya?" (ish...) "Ya ga lah yah, masa sama anak sendiri cemburu. kalau ayah jajanin orang lain tanpa sepengetahuan ibu baru itu cemburu." mulai manyun nih. "Oo...adil trus harus sepengetahuan ibu, berarti boleh ya? Poligami dong..." ayah nyengir. Plakk! Itu bunyi tamparan di tangan si ayah kok, ga berani di pipi 😝 Benaran jadi merajuk kan, ih ayah bercandanya bikin sebal. Sorenya dapat cokelat, yeaayy 😄😄😄 Question : ini termasuk komunikasi produkt

Komunikasi Mereka, Komunikasi..... - Komprod #8

Tiba-tiba uda Faishal (sepupu Hasyim yang lagi menginap di rumah) lari keluar kamar dan menangis di pangkuan nenek. Saya yang lagi duduk diluar sedikit heran, lalu mengintip ke kamar, ternyata Hasyim juga lagi menangis tanpa suara. Jika menangisnya demikian, biasa sih bukan hal yang terlalu menyakitkan. Saya lanjut dengan kegiatan saya, tidak lama kemudian terjadilah aksi intip mengintip, masih dengan mulut yang dimonyongkan 😄 Setelah itu mereka berdua tertawa lepas. Begitulah anak-anak, selagi tidak menyakiti satu sama lain, biarkan saja mereka yang menyelesaikan permainannya. Bahkan jika orang tua ikut campur malah jadi runyam. Setelah keadaan tenang, saya tetap bicara pada Hasyim. "Tadi kenapa Hasyim dan uda Faishal nangis?" Lalu meluncurlah penjelasan dari mulut kecil Hasyim, intinya mereka berebut menjadi peran utama di buku yang sedang mereka baca (baca: melihat gambar). Tapi ga ada yang mau mengalah, "trus nangis nya kenapa?" "Hasyim pukul uda f

Bad Mood - Komprod #7

Astaghfirullah...kalimat ini berulang kali saya ucap sehari kemarin. Namun hanya sedikit membantu, bingung juga kenapa jadi bad mood dari bangun tidur hingga petang. Yang anehnya lagi, 2H ikutan bad mood kayaknya, makin esmosi ibu, hiks... Sudah terbayang tidak tercipta komunikasi produktif sehari ini. Ibu ngomong baik, hasyim atau Hafshah balas membentak atau tantrum, ibu juga bisa ikutan tantrum kalau begini naaaak... Huft -_-' Hasyim yang biasa memberi celana minta tolong pakaikan setelah BAK, kali ini langsung menangis minta pakaikan, ga mau dibujuk. Hafshah yang biasa ampuh dengan cemilan jika mulai bosan, kali ini menangis ga jelas. Sungguh, pusiiiiing..... Ya Allah...ini saya kenapa pula? Pengen marah aja, tapi mau makan terus juga. Lucu kan? Alhasil malam terasa capek banget, atit ala, dan menyesal masih tidak bisa mengendalikan amarah. Maaf ibu nak :'( #hari7 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Kata Hati Ibu, Hati Keluarga - Komprod #6

Ternyata menciptakan komunikasi produktif di dalam keluarga itu tidak gampang. Terlebih jika pasangan bukanlah type yang suka berdiskusi, ibu harus pandai-pandai mencari topik yang menarik, jika tidak ya garing, atau paling nyesek cuma dilirik, hiks... Sudah dua hari saya tidak menemukan topik (paling tidak) untuk laporan komprod. Yang dapat saya tangkap di hari ke-6, ternyata jika kita lebih open (pada pasangan), suasana makin hangat. Jika ibu lebih tenang dan sabar, suasana makin damai, dan komunikasi produktif pun tercipta. Seperti senja ini, Hasyim dengan girangnya mengatakan ada lobang besar yang sudah dia buat di kursi tamu, ibu dengan keras istighfar menanggapi. Namun cepat sadar melihat tampang hasyim, Ibu : kenapa dilobangi nak? Hasyim : ga tau bu, asik (nyengir) Ibu : kan jadi jelek, ga bagus... Hasyim : tapi hasyim mau bu (manyun) Ibu : Allah ga suka lho sama yang jelek, Allah suka sama yang bagus. Kalau hasyim lobangi, jadi jelek kan? Hasyim suka yang jelek ya? Ha

Ketika Emosi Bertamu - Komprod #5

Kenapa saya tulis bertamu? Karena jika bertamu, tidak boleh lama-lama. Hari ini saya berhasil berbicara serius dengan si ayah, semua bermula saat kepala, hati dan kondisi kejiwaan mulai tidak normal, ah saya harap tidak sampai sesar, abaikan... Lagi membuat susu untuk Hasyim, Hafshah yang sedang asik main kena palak sama uda Hasyim. Ibu yang sudah terlalu nyinyir tidak boleh main rebut, langsung mempertahankan apa yang ditangan Hafshah. Eh uda Hasyim langsung mengeluarkan jurus pamungkas, nangis kencang. Semakin ibu banyak bicara, semakin keras suaranya dan semakin tidak terdengar suara ibu, dan ibu menaikan volume suara yang pada akhirnya ditegur si ayah sehingga ibu jadi bete bete bete. Setelah rasanya emosi reda, jiwa sedikit normal, saya memberanikan diri bicara pada si ayah. Hal sepele tapi kalau ga dibilang bikin nyesek cyiin... Ibu : boleh minta tolong yah? Ayah : apa? Ibu : kalau misal kondisi seperti tadi, tolong ibu jangan ditegur. Selamatkan saja Hasyim atau Hafshah.

Nothing Komprod #4

Jujur, hari ini tidak ada komunikasi khusus yang bisa saya ciptakan. Karena ada kunjungan atuk, nenek dan oom 2H. Sekedar melepas rindu pada cucu, beliau mengajak jalan-jalan dari pagi hingga petang. Sampai di rumah, makan malam dan langsung tidur begitupun dengan emaknya, hehe... Setidaknya tidak ada miss communication antara ibu, hasyim dan hafshah. Secara mereka sibuk bermain dengan atuk, nenek dan juga oomnya. Sedangkan si ayah sibuk dengan kaponakan yang juga lagi menginap di rumah. Ah keadaan seperti ini membuat ibu merasa sendiri, halahh baper, abaikan. #hari4 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Dari Balik Selimut - Komprod #3

Hari ini masih tentang hasyim yang setelah BAK, enggan langsung memakai celana. Ibu : langsung pakai celana ya nak Hasyim : (cuek) Ibu : hasyim..dengar? Hasyim : dengar bu, pakaikaaan.. Ibu : cara minta tolongnya gimana? Hasyim : (ambil celana, menuju ibu) tolong pakaikan bu Ibu : (senyum) Hasyim : makasih ibu, muah.. Ibu : (makin tersenyun dapat sayang dari si uda hasyim) Alhamdulillah komunikasi tentang hal yang sama berhasil untuk hari ini, semoga seterusnya. Hari ini badan ibu pegal-pegal semua, maunya dalam selimut aja. Sedikit modus sih, soalnya kalau hujan apalagi di daerah pegunungan dinginnya merasuk ke tulang, haghag.. Alhasil bicara dengan hasyim tidak terlalu banyak, begitu juga dengan si ayah yang hari ini libur lebih banyak bermain dengan 2H, dan keadaan pun mendukung ibu untuk tetap dalam selimut, tidak ada perebutan kekuasaan antara 2H Nb : semalam jaringan rusak, ga bisa upload deh. Hiks...gagal dapat badge cantik

Good Boy - Komprod #2

Hari ini cuma ada satu kejadian yang bisa dibawa menjadi komunikasi produktif antara ibu dan hasyim. Berikut ceritanya.. Uda hasyim baru saja keluar kamar mandi, kayaknya selesai BAK. Lha, si uda langsung main tanpa pake celana. "Hasyim, pakai dulu celananya." Pura-pura ga dengar, terus aja main. "Hasyim, dengar ibu?" "Pakaikan." ujarnya dari jauh "Hasyim ngomong sama siapa?" "Pakaikan bu," ralat hasyim. "Nah gitu kan enak. Sini.." Hasyim mendekat. "Hasyim, auratnya ga boleh kelihatan, malu, dosa juga lho. Ntar Allah ga mau dekat hasyim, mau?" "Kalau Allah ga mau dekat hasyim, ga dapat yang hasyim mau ya bu?" "Iya, benar. Makanya, abis pipis langsung pake celana. Ga pake celana juga bisa bikin sakit perut." "Ibu yang pakaikan.." rengeknya. "Hasyim kan udah bisa sendiri, ga baik kalau ibu bantu terus. Memang kenapa hasyim ga mau pakai celana?" "Hmm..kenapa y

Komunikasi Produktif, Komunikasi Keluargaku

Oke, saya masih berpikir bagaimana menciptakan komunikasi produktif dengan Hasyim (3y10m) dan Hafshah (2y1m). Tidak mungkin duo balita ini diajak membuat forum, kalau ada yang berhasil saya mau berguru padanya, sungguh.. Jadi saya putuskan kapanpun ada kesempatan berbicara, maka saya berusaha menghasilkan komunikasi produktif antara ibu dan Hasyim, Hafshah (selanjutnya saya tulis 2H). Kejadian 1 Seperti hari-hari biasa, 2H bermain bersama. Yang pasti terjadi itu berebut mainan, Dengan sigap Hafshah mengambil sebuah pensil warna dari tangan udanya, Hasyim. Hasyim yang sedikit cengeng dari hafshah langsung aja mewek (ibu paling gemas lihatnya). Ibu : Hafshah..bilang pinjam dulu ke uda Hafshah : ndak (si gadis kecil yang jutek) Ibu : kalau begitu ibu minta pensil warnanya, mana? Hafshah : pinjam daa (bicara dengan lembut dengan telohnya, pensil dipegang erat) Hasyim : ndak (giliran uda yang jutek) Ibu : kalau adik udah selesai, kembalikan pada uda ya nak Hasyim : itu kan uda

Bunda Sayang

Kata Pengantar Ibu lagi banyak gaya pakai kata pengantar, hehe... Alhamdulillah memberanikan diri daftar kelas Bunda Sayang dari komunitas Institut Ibu Profesional. Ternyata nice homeworknya...wow menantang banget! Kalau di kelas bunda sayang namanya game, tiap hari selama 10 hari selama 1 tahun ke depan. Itu bukan peer menulis tapi langsung praktek, hasil praktek dituang dlm bentuk tulisan trus upload. Hitung-hitung mengasah keterampilan menulis. Ada yang tanya kenapa capek-capek ikut kelas parenting? Toh dulu orang tua kita ga ada ikut ini itu bisa juga mendidik anak hingga sukses.. Yang namanya ilmu itu harus terus digali, ilmu apapun itu. Apalagi ilmu mendidik anak dan menjadi istri sholehah, itu semua ga mudah bray. Apalagi jika seorang new mom itu tidak dibekali oleh orang tua tentang kehidupan berumah tangga, akan canggung sekali untuk melangkah. Mau mengandalkan orang tua mengurus anak (cucu mereka)? Sampai kapan? Lagian ga kasihan gitu sama orang tua kita? Kalau in

Gagal Paham

Pernah kepoin tab jelajah di instagram kan? Isinya akun-akun yang difollow oleh teman-teman yang kita follow, benar ga sih? Pada akhirnya saya jadi gagal paham dengan foto-foto yang begitu banyak tagging nya, khususnya foto selfie pemuda-pemudi. Tujuannya nge-tag akun-akun yang me-repost apa? Oke, saya coba bayangkan jika upload foto lalu tag bla..bla.bla... Umm..senang dapat love banyak, komentar-komentar pujian, mungkin itu ya (karna ibu juga pernah muda, uhuk..) Saya juga pernah upload foto selfie ke medsos, banyak malah, dan memang senang ya dapat like banyak dan dikomen banyak orang. Tapi Alhamdulillah masih punya rasa malu untuk nge-tag sana sini, walaupun pada akhirnya saya menyesal, sungguh... Tau zina mata kan? Karena itu salah satunya, dan itu diri sendiri yang memulainya. Astaghfirullah...Astaghfirullah...Astaghfirullah... Bayangkan berapa mata yang melihat, memandang, bahkan mungkin menikmati wajah kita (Na'udzubillah...). Maaf kata, ternyata ibu-ibu udah beranak pun

:)

Hei... Sapaan favorite kiddos sekarang nih. Lama tak menyapa, ibu yang selalu ada gadis dihatinya (hakz..) yang selalu hilang timbul menulis di blog yang sedikit aneh ini, sekarang muncul lagi. Jujurly, udah hampir sebulan ngacak ini blog biar sesuai dengan hati lagi, udah berkali-kali juga ngubah tamplate, eh pada akhirnya milih yang dari blogger, ya saya ketawa sendiri, hihii... Berawal ikut kelas Institut Ibu Profesional , yang sedikit menuntut para ibu yang bergabung untuk menulis, saya jadi ingat lagi dengan blog ini.  Next, isi blog ini tentang IIP. Andai tau ada komunitas ini jauh sebelum menikah, saya memilih aktif di institut ini.  Untuk lebih semangat, ini ada setangkai mawar segar agar tetap segar dalam menebar ilmu yang di dapat, khususnya di Universitas Kehidupan "gue banget" Wassalam