Langsung ke konten utama

Kejutan-Nya

Sebagian orang, mungkin tidak terlalu peduli pada waktu yang telah berlalu. Namun, tidak sedikit yang masih mengenangnya. Entah itu manis, atau pahit. Jika itu manis, tentunya akan menciptakan sebuah rindu. Kalau itu pahit, yang ada adalah sebongkah penyesalan.

Rindu itu ... seolah menjerat hati agar menetap seperti dulu, jangan berganti. Lain dengan penyesalan, bagaimana hati ingin melenyapkan segala dosa. Rasanya tidak cukup hanya dibayar dengan doa. Benar yang dikatakan seorang bijak agama, "menyesallah sekarang, jangan tunggu hari pembelasan, baru ada rasa sesal. Tidak akan berguna!"

Sebagai seorang istri dan juga masih berstatus anak, seringkali memori-memori itu muncul di saat hati merasa baper. Dalam kurun waktu yang singkat, seolah cerita dipangkas oleh penulisnya. Baru memulai, langsung terjadi klimaks, tanpa ada penjelasan. Terkejut.

Begitulah adanya, jika menikah tidak didahului dengan ilmu. Selama ini, mata dan pikiran hanya tertuju pada sekitar, "oh ... berumah tangga itu kayak gitu aja." Tanpa mempersiapkan kejutan hidup yang telah diatur-Nya. Lalu, apa yang terjadi? Kehilangan. Penyesalan, dan rindu. Bahagia, tentu saja. Ada yang menemani hingga nanti.


Ini tentang mereka yang telah memberi cinta melebihi cinta semenjak diri berbentuk segumpal daging. Perhatian dan tulusnya kasih sayang seorang Papa dan Mama, yang dulunya dianggap, banyak aturan, dikekang, dan sebagainya. Kini baru terasa.

Pertengakaran, bulian, keributan yang terjadi setiap anggota keluarga berkumpul. Rindu itu, selalu ada.

Permintaan tolong dari mulut Papa dan Mama, yang diacuhkan, merasa kesal karena dianggap mengganggu. Sedikitpun dulu tidak terfikirkan, untuk membalas jasa mereka saat itu juga --walaupun tidak akan pernah terbalas sekalipun dengan intan permata--. Baru sekarang membatin, "bagaimana cara membuat mereka bahagia? Sementara di sini, kaki-tangan terikat".

Tiada lagi yang bisa dipersembahkan selain doa untuk yang terkasih. Ingin berandai --ingat pesan Rasulullah-- tapi tidak boleh. Lakukan yang terbaik.

Dibalik semua kejutan itu, begitu banyak pelajaran yang sangat berharga diselipkan-Nya. Karena setiap hari itu adalah kejutan dari-Nya, tergantung pada diri sendiri, bagaimana memaknai setiap fase kehidupan yang telah terjadi. Tentunya dengan hati yang selalu bersyukur, yang selalu ingat dosa, beristighfar, agar penyesalan itu muncul setiap saat, sebelum semua diperhitungkan-Nya.

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg