Langsung ke konten utama

Karena KLIP

Dua malam ini, aku seolah tertampar oleh pemikiran sendiri yang dipicu karena perangai si Bungsu yang entah kenapa selalu lambat untuk tidur saat malam hari. Sementara, waktu setoran per hari di Klip adalah pukul 24.00, jam sinderela, istilah teman-teman bangku belakang di WAG Klip.

Target bulan ini bagiku adalah badge you are outstanding. Alhamdulillah sampai semalam masih bisa mencapai badge tersebut. Walaunpun menyetor nyaris habis jam hari itu.


Dua malam kemarin, demi mengejat badge tertinggi, aku uring-uringan pada si kecil. Padahal, dia belum mengerti apapun. Namanya anak kecil, memang susah untuk memejamkan mata. Tapi, karena tujuanku nyaris tidak tercapai, emosi negatif itu sempat meluap.

Semalampun aku hampir menyerah untuk tidak menulis. Setelahnya, seolah ada yang mengingatkan, "Hanya untuk sebuah badge dalam menulis, kamu bela-belain, bahkan emosi pada anak. Sedangkan, untuk sebuah kebahagiaan yang hakiki, kamu cuek. Hanya sebatas niat."

Astaghfirullah ....
Astaghfirullah ....
Astaghfirullah ....

Bahkan, di bulan mulia ini diri begitu abai dengan pahala yang dijanjikan-Nya.

Bukan. Bukan berarti badge itu cukup dalam kata 'hanya'. Bagi yang sudah bergabung di Klip, badge itu sebuah kebanggaan atas pencapaian tulisan.

Lalu, bagaimana dengan pencapaian ibadah kepada Nya? Yang sesungguhnya lebih dari badge bisa aku dapatkan jika mendahului Nya di dalam segala hal.

Baiklah. Masih ada 10 hari lagi demi mengejar semua janjinya. Insyaallah. Kumantapkan hati. Mulai hari ini, sampai seterusnya, aku akan mendahulukan Nya di dalam segala hal.

Semoga istiqomah.

Aamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg