Langsung ke konten utama

Uda Nan Lembut

 Tentang menulis Uda yang tidak suka menulis.


Dikasih angka, untuk empat hari, selesai dalam satu hari.


Dikasih huruf, untuk satu hari, selesai dalam dua pekan.


Ibu yang galau, Nak.


"Kita mulai seperti biasa, jam 8 tepat ya, Uda."


Senin sampai Kamis, jam 7.30 suaraku seperti alarm mengingatkan Uda.


Jawab doi cepat. "Siap!" Pas mulai, Wallahu Rabb.


Pensil sudah dipegang, buku sudah dihadapan, tapi pikirannya ke mana-mana.


Hari ini, menyelesaikan khusus tugas menulis yang sudah dari dua pekan yang lalu.


"Ayolah, Nak. Dikit lagi ini,"


Gemes.

Terus, aku lupa lagi latihan komunikasi produktif.


"Capek, Bu ...."


Dia ikutan gemas.

Padahal baru nulis dua kata.


Astaghfirullah.


Aku memberi jeda untuk diri. Mendekatinya, dan bicara lembut.


"Sekarang Jumat, lho. Besok Sabtu, Ahad, libur. Kalau tugas Ida gak selesai sekarang, berarti besok Uda tetap harus ngerjain tugas."


"Ibu duduk dekat Hasyim."


Oke. Jadilah aku duduk di dengan mata terus menatap dia menulis. Bagus ternyata tulisannya.


Baru empat baris. Terjadi tawar menawar lagi, "Buku tema Ibu bantu, ya?"


Duh. "Selesaiin ini dulu," aku mikir gimana Uda mengerjakannya sendiri.


Ternyata, dia butuh jawabanku sekarang juga.

Karena jawabanku tidak ada kata, ya dan tidak, itu lelaki kecil merebahkan badannya, lalu berguling-guling.


Ck!


"Oke, oke."


Ngegas.


"Selesai tugas, boleh nonton, Bu?" tanya Uda lembut.


Lembut penuh bujukkan.

Aku tau, tapi hari ini belum jadwal menontonnya.


Tapi aku lelah.


"Boleh, ya Bu?" tanyanya lembut memandangku penuh harap.


"Ya udah, tapi yang di laptop. No internet."


"Asiiik. Makasih, Bu."


Terus dapat cium dan pelukkan dari mereka. Rasanya, sedikit mengenyahkan rasa-rasa yang entah apa itu.


Alhamdulillah, dua jam kemudian tugasnya selesai.


Bicara pada Uda hari ini, bisa dikatakan sukses. Target pun tercapai. Hanya saja, tetap ada emosi yang menyertai.


Semua itu, berasal dari diriku.


Ada yang salah dengan diri ini.

Hingga menulis ini, belum kutemukan penyebabnya.

Yang pasti, aku butuh waktu bersama diri sendiri.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y...

Yang Penting Nulis

Kuingin menulis, tapi tidak tahu apa yang ingin ditulis. Sekadar menulis, meluapkan 2 ribu kata yang sepertinya tidak begitu tersalurkan hari ini. Penting? Penting. Biar rasa-rasa yang tak diperlukan tubuh lepas, puas, bebas. Kuingin menulis. Entah itu tentang hati, hidup, atau umumnya yang dibicarakan. Namun, saat ini hati sedang tidak ingin berpikir. Maka, kutulis saja apa yang dirasa kepala. Walaupun hanya serangkai kalimat, bukan kata-kata yang sarat makna. Kuingin menulis y ang kadang mempunyai makna yang tersirat. Namun, kali ini, aku tidak akan menyiratkan suatu makna dalam tulisan ini. Hanya ingin menulis disaat kutak tau harus berpikir apa. Kata-kataku hanyalah biasan kecil dari hati. Sebuah catatan kecil yang kutulis saat mata harus terpejam untuk menjalani hari esok bersama senyuman. Bersama tawa si Kecil. Bersama kasih darimu. Bersama doa untuk yang tercinta.

Me-review

Lama ingin belajar me-review buku. Cukup buku, kalau film mungkin nanti, saat kiddos gak nempel kayak prangko lagi. Nanti juga dicoba melihat kembali (baca : review) sebuah produk. Ini sekarang baru mau belajar. Belum pernah nulis. Jadi, mau mencatat dan menyimpan ilmu tentang me-review di sini. Me-review dalam bahasa Indonesia ; ulasan, atau komentar? Kira-kira seperti itu, ya. Hehehe. Kemarin tanya-tanya ke senior WaG KLIP, cara me-review buku : coba tulis apa bagusnya atau jeleknya apa yang bikin kita merekomendasikan film/ buku tersebut kalau boleh saran 3 poin ini : 1. yang disukai 2. yang ga disukai 3. plot cerita plot di akhir karena orang-orang toh bisa google sendiri bagaimana jalan ceritanya iya atau bahas karakternya bisa bahas penulisnya juga dan karya-karya sebelomnya, kan kemiripan cara mengakhiri ceritanya Sampai di sana, saya paham tapi belum juga mencoba untuk mereview. Hadehh. Kalau kita search di google, banyak. Namun, di sini, saya hanya ...