"Kamu ... Melsy?" Sepasang mata itu terlihat terkejut juga kecewa, pun dengan suara yang terdengar ragu. Sekalipun tampak ditutup-tutupi.
Bukan pertama kali Melsy mendapati ekspresi semacam itu saat diajak bertemu tatap muka dengan teman dunia mayanya. Tetap saja ada sepercik rasa insecure yang akan dibalas dengan senyum kecilnya yang kaku.
Sudah bisa ditebak, setelah ini Melsy tak akan lagi dihubungi. Bahkan interaksi di dunia maya mereka akan berkurang. Sepicik itu memang hati manusia, hanya memandang wajah. Walaupun tidak semua.
▲▼▲
Kubegitu sempurna
Di matamu kubegitu indah
Kumembuat dirimu, akan s'lalu memujaku
Disetiap langkahmu, kau 'kan s'lalu memikirkan diriku
...
Melsy tersenyum samar, merasa puas mendapat sekian ribu emoticon tawa dan jempol di status facebooknya. Kolom komentarnya pun banjir oleh kata-kata canda dan pujian, tanpa cacian.
"Bolehlah liriknya diganti gitu, orang cantik mah bebas."
Satu komentar membuat Melsy tertegun. "Jadi, kalau orang jelek gak bisa bebas, ya?" lirihnya sendiri.
Seketika hatinya berantakkan. Melsy menyandarkan kepalanya ke sofa dan menatap langit-langit rumah. Merasa miris pada diri sendiri. Ribuan like yang dia dapat, bahkan puluh ribuan love yang dia terima disetiap tulisannya, tidak pernah menutup kenyataan bahwa dirinya tidaklah menarik di mata orang.
Ya, orang. Laki-laki dan perempuan. Mereka yang mengajak Melsy kopdaran, memilih menjauh saat telah melihat secara langsung rupa Melsy. Tidak ada yang salah dengan wajah gadis berusia 23 itu, masih ada alis, mata dengan bulunya, hidung, bibir, lengkap, tidak ada yang cacat.
Tetapi mengapa mereka memilih teman berdasarkan ukiran wajah? Apa karena rupa Melsy tak secantik mereka? Sepicik itukah? Bukankah dirinya juga ciptaan Tuhan?
Melsy menghela nafas, memilih mengenyahkan pikiran-pikiran negatif yang hanya akan merusak moodnya. Jika perasaannya tidak baik, maka dia tidak bisa menulis dengan feel yang baik. Setidaknya saat ini Melsy merasa sempurna dengan tulisannya, bersama teman maya di akun nama penanya, tanpa seorang pun yang tahu wujud dia sebenarnya.
Cantiklah dengan caramu sendiri, right?
Komentar
Posting Komentar
Komentar darimu membangun Imajinasiku