Oke, saya masih berpikir bagaimana menciptakan komunikasi produktif dengan Hasyim (3y10m) dan Hafshah (2y1m). Tidak mungkin duo balita ini diajak membuat forum, kalau ada yang berhasil saya mau berguru padanya, sungguh..
Jadi saya putuskan kapanpun ada kesempatan berbicara, maka saya berusaha menghasilkan komunikasi produktif antara ibu dan Hasyim, Hafshah (selanjutnya saya tulis 2H).
Kejadian 1
Seperti hari-hari biasa, 2H bermain bersama. Yang pasti terjadi itu berebut mainan,
Dengan sigap Hafshah mengambil sebuah pensil warna dari tangan udanya, Hasyim. Hasyim yang sedikit cengeng dari hafshah langsung aja mewek (ibu paling gemas lihatnya).
Ibu : Hafshah..bilang pinjam dulu ke uda
Hafshah : ndak (si gadis kecil yang jutek)
Ibu : kalau begitu ibu minta pensil warnanya, mana?
Hafshah : pinjam daa (bicara dengan lembut dengan telohnya, pensil dipegang erat)
Hasyim : ndak (giliran uda yang jutek)
Ibu : kalau adik udah selesai, kembalikan pada uda ya nak
Hasyim : itu kan uda duluan yang dapat (masih ngotot)
Ibu : hafshah cuma mau pinjam sebentar uda, biasakan juga sebentar (masih membujuk)
Hafshah : da..da.. (tiba-tiba manggil hasyim dan mengangkat tangan), hahaha...
Hasyim : (ikut tertawa)
Ibu : (beneran bingung, apa yang mereka tertawakan?) 😅
Dan pensil warnapun terlupakan.
Kejadian 2
Ada anak tetangga mau main ke rumah tapi sepertinya Hasyim lagi ga mood, langsung aja melarang mereka masuk ke rumah, ga boleh masuk! Teriaknya.
"Hasyim..kenapa ga boleh nak? Kan asik bermain bersama."
"Nanti mereka bongkar susunan masakan hasyim dan hafshah," jawabnya manyun.
"Ga kok nak, biarin aja ya.." mencoba membujuk.
"Ga boleeh!" teriaknya makin kencang.
Semakin saya mencoba bicara, sepertinya hasyim semakin kesal. Saya pun membiarkan hasyim melarang teman yang juga sepupunya itu masuk. Setelah mereka pergi, saya pun mencoba bicara pada hasyim.
"Kenapa mereka ga boleh masuk?"
"Nanti dia hancurkan susunan masakan hasyim" jawabnya dengan bibir yang dimajukan.
"Besok ga boleh lagi ya sayang, kan mereka teman hasyim. Kalau hasyim ke rumah mereka, trus hasyim ga boleh masuk, sedih kan?"
Hasyim diam, "sedih ya bu kalau ga boleh masuk rumah dia?" tanyanya meyakinkan.
"iya nak, kasihan, kan mereka senang main sama hasyim. Hasyim senangkan main dengan mereka?"
"Senang.." kata Hasyim sumringah.
"Kalau gitu besok jangan dilarang lagi ya kalau mereka mau masuk rumah?"
"Iya bu, kasihan kan? Sedihkan?" Ibu tersenyum, lalu bicara lagi, "Tapi dia ga boleh masuk, nanti mainan masakan hasyim dibongkar.."
Yahh balik lagi -_-'
Kejadian 3
Waktu mandi sore. Saya tidak akan cerita, ini murni ketidaksabaran saya sebagai ibu, dan komprod pun failed 😔
#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Jadi saya putuskan kapanpun ada kesempatan berbicara, maka saya berusaha menghasilkan komunikasi produktif antara ibu dan Hasyim, Hafshah (selanjutnya saya tulis 2H).
Kejadian 1
Seperti hari-hari biasa, 2H bermain bersama. Yang pasti terjadi itu berebut mainan,
Dengan sigap Hafshah mengambil sebuah pensil warna dari tangan udanya, Hasyim. Hasyim yang sedikit cengeng dari hafshah langsung aja mewek (ibu paling gemas lihatnya).
Ibu : Hafshah..bilang pinjam dulu ke uda
Hafshah : ndak (si gadis kecil yang jutek)
Ibu : kalau begitu ibu minta pensil warnanya, mana?
Hafshah : pinjam daa (bicara dengan lembut dengan telohnya, pensil dipegang erat)
Hasyim : ndak (giliran uda yang jutek)
Ibu : kalau adik udah selesai, kembalikan pada uda ya nak
Hasyim : itu kan uda duluan yang dapat (masih ngotot)
Ibu : hafshah cuma mau pinjam sebentar uda, biasakan juga sebentar (masih membujuk)
Hafshah : da..da.. (tiba-tiba manggil hasyim dan mengangkat tangan), hahaha...
Hasyim : (ikut tertawa)
Ibu : (beneran bingung, apa yang mereka tertawakan?) 😅
Dan pensil warnapun terlupakan.
Kejadian 2
Ada anak tetangga mau main ke rumah tapi sepertinya Hasyim lagi ga mood, langsung aja melarang mereka masuk ke rumah, ga boleh masuk! Teriaknya.
"Hasyim..kenapa ga boleh nak? Kan asik bermain bersama."
"Nanti mereka bongkar susunan masakan hasyim dan hafshah," jawabnya manyun.
"Ga kok nak, biarin aja ya.." mencoba membujuk.
"Ga boleeh!" teriaknya makin kencang.
Semakin saya mencoba bicara, sepertinya hasyim semakin kesal. Saya pun membiarkan hasyim melarang teman yang juga sepupunya itu masuk. Setelah mereka pergi, saya pun mencoba bicara pada hasyim.
"Kenapa mereka ga boleh masuk?"
"Nanti dia hancurkan susunan masakan hasyim" jawabnya dengan bibir yang dimajukan.
"Besok ga boleh lagi ya sayang, kan mereka teman hasyim. Kalau hasyim ke rumah mereka, trus hasyim ga boleh masuk, sedih kan?"
Hasyim diam, "sedih ya bu kalau ga boleh masuk rumah dia?" tanyanya meyakinkan.
"iya nak, kasihan, kan mereka senang main sama hasyim. Hasyim senangkan main dengan mereka?"
"Senang.." kata Hasyim sumringah.
"Kalau gitu besok jangan dilarang lagi ya kalau mereka mau masuk rumah?"
"Iya bu, kasihan kan? Sedihkan?" Ibu tersenyum, lalu bicara lagi, "Tapi dia ga boleh masuk, nanti mainan masakan hasyim dibongkar.."
Yahh balik lagi -_-'
Kejadian 3
Waktu mandi sore. Saya tidak akan cerita, ini murni ketidaksabaran saya sebagai ibu, dan komprod pun failed 😔
~
Sehari ini saya tidak ada diskusi dengan suami, karena jam kerja suami yang dimulai dari jam 6 pagi, lalu sore saya sibuk di dapur, maghrib sampai isya suami di mesjid. Biasa pulang mesjid beliau langsung ambil posisi di pulau kapuk, jadi bicaranya sekedar say hello nya pasangan suami istri
~
Lapor, game hari pertama kurang berhasil, semoga besok, esok semakin lebih produktif dan menyenangkan tampan emosi. Laporan selesai..#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Komentar
Posting Komentar
Komentar darimu membangun Imajinasiku