Langsung ke konten utama

Ketika Emosi Bertamu - Komprod #5

Kenapa saya tulis bertamu? Karena jika bertamu, tidak boleh lama-lama. Hari ini saya berhasil berbicara serius dengan si ayah, semua bermula saat kepala, hati dan kondisi kejiwaan mulai tidak normal, ah saya harap tidak sampai sesar, abaikan...

Lagi membuat susu untuk Hasyim, Hafshah yang sedang asik main kena palak sama uda Hasyim. Ibu yang sudah terlalu nyinyir tidak boleh main rebut, langsung mempertahankan apa yang ditangan Hafshah. Eh uda Hasyim langsung mengeluarkan jurus pamungkas, nangis kencang. Semakin ibu banyak bicara, semakin keras suaranya dan semakin tidak terdengar suara ibu, dan ibu menaikan volume suara yang pada akhirnya ditegur si ayah sehingga ibu jadi bete bete bete.

Setelah rasanya emosi reda, jiwa sedikit normal, saya memberanikan diri bicara pada si ayah. Hal sepele tapi kalau ga dibilang bikin nyesek cyiin...

Ibu : boleh minta tolong yah?
Ayah : apa?
Ibu : kalau misal kondisi seperti tadi, tolong ibu jangan ditegur. Selamatkan saja Hasyim atau Hafshah. Suara ibu kalah keras dibanding tangis Hasyim yang memberontak
Ayah : ayah ga suka cara ibu menegur (agak jutek)
Ibu : (hampir emosi lagi) ayah pikir waktu ayah menegur mereka bagaimana?
Ayah : ga usah memutar balik, yang lagi dibahas ibu
Ibu : trus ayah boleh menegur keras sedangkan ibu tidak?
Ayah : ga bilang gitu
Ibu : kita instrospeksi diri masing-masing aja yah. Ayah jawab saja dalam hati, bagaimana saat ayah menegur hasyim. Tapi tolong, disaat suara ibu makin keras yang diselamatkan itu 2H. Setelah itu ayah tegur ibu ga apa-apa, ayah ga tau rasanya menghadapi mereka tiap sebentar ribut, belum lagi lelah habis kerja. Ibu pun ga mau emosi..

Kami berdua diam. Diam itu sangat dibutuhkan saat bicara menyangkut perasaan. Setelah ga ada rasanya yang perlu disampaikan lagi, saya pun minta maaf. Minta maaf seorang istri kepada suami bukan suatu hal yang perlu dipikirkan lagi, karena itu sangat menyelamatkan keadaan.

Setelah itu saya tersenyum, akhirnya ada juga yang bisa dilaporkan sebagai komprod, haghag...

#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip


Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y...

Yang Penting Nulis

Kuingin menulis, tapi tidak tahu apa yang ingin ditulis. Sekadar menulis, meluapkan 2 ribu kata yang sepertinya tidak begitu tersalurkan hari ini. Penting? Penting. Biar rasa-rasa yang tak diperlukan tubuh lepas, puas, bebas. Kuingin menulis. Entah itu tentang hati, hidup, atau umumnya yang dibicarakan. Namun, saat ini hati sedang tidak ingin berpikir. Maka, kutulis saja apa yang dirasa kepala. Walaupun hanya serangkai kalimat, bukan kata-kata yang sarat makna. Kuingin menulis y ang kadang mempunyai makna yang tersirat. Namun, kali ini, aku tidak akan menyiratkan suatu makna dalam tulisan ini. Hanya ingin menulis disaat kutak tau harus berpikir apa. Kata-kataku hanyalah biasan kecil dari hati. Sebuah catatan kecil yang kutulis saat mata harus terpejam untuk menjalani hari esok bersama senyuman. Bersama tawa si Kecil. Bersama kasih darimu. Bersama doa untuk yang tercinta.

Me-review

Lama ingin belajar me-review buku. Cukup buku, kalau film mungkin nanti, saat kiddos gak nempel kayak prangko lagi. Nanti juga dicoba melihat kembali (baca : review) sebuah produk. Ini sekarang baru mau belajar. Belum pernah nulis. Jadi, mau mencatat dan menyimpan ilmu tentang me-review di sini. Me-review dalam bahasa Indonesia ; ulasan, atau komentar? Kira-kira seperti itu, ya. Hehehe. Kemarin tanya-tanya ke senior WaG KLIP, cara me-review buku : coba tulis apa bagusnya atau jeleknya apa yang bikin kita merekomendasikan film/ buku tersebut kalau boleh saran 3 poin ini : 1. yang disukai 2. yang ga disukai 3. plot cerita plot di akhir karena orang-orang toh bisa google sendiri bagaimana jalan ceritanya iya atau bahas karakternya bisa bahas penulisnya juga dan karya-karya sebelomnya, kan kemiripan cara mengakhiri ceritanya Sampai di sana, saya paham tapi belum juga mencoba untuk mereview. Hadehh. Kalau kita search di google, banyak. Namun, di sini, saya hanya ...