Langsung ke konten utama

Tugas Workshop Menulis Fiksi

Bertanya tentang motivasi menulis bagiku, awalnya sebagai self healing. Lalu menulis untuk menyalurkan halu agar tidak menjadi pengandaian yang entah-entah. Halah.

Kemudian baru kusadari, cintaku bertepuk sebelah tangan #eh. Motivasiku menulis tidak terlalu kuat tapi tetap ingin terus dan selalu menulis. Motivasi internal sepertinya.

Sedangkan motivasi eksternal, siapa sih yang tak menginginkan income? Tetapi ini tidak mendesak bagiku.

Sama seperti mbak Erna, aku bergabung di beberapa komunitas literasi agar tetap konsisten menulis. Mengikuti event-event menulis yang diadakan oleh penerbit-penerbit indie ataupun penulis-penulis yang jam terbangnya sudah tinggi. Sekalipun give away, jika hadiahnya oke menurutku, ya nulis.

Namun yang membuat aku lebih konsisten menulis adalah berada di KLIP, di sana ada keinginan kuat agar tidak keluar dari grup terutama grup WA . Walaupun yang ditulis tidak melulu fiksi.

▲▼▲

Aku tipe pantser. Apa yang terlintas di kepala, tulis. Apa yang terasa di hati, baper. Heleh. Juga tidak perlu duduk nyaman jika ada ide yang singgah tapi tak menetap. Tulis langsung. Sambil berdiri bisa, nyambi gendong anak juga bisa, tiduran apalagi. 

Tetapi walaupun begitu, ada sebersit keinginan untuk mencoba menjadi tipe outliner. Sepertinya lebih teratur.

▲▼▲

Ide untuk menulis cerpen itu banyak. Saking banyaknya, jadi bingung mau yang mana lebih dulu dituang dalam aksara.

Ini bukan ngeles, nyatanya memang ide itu menumpuk (bahkan saat menulis). Tetapi akan memulak menulis, ide itu entah pergi atau sembunyi, lalu aku pun tertidur.

Muehehehe.

Oke, untuk tugas dari mbak Erna, ide yang ingin kutulis dalam waktu dekat adalah tentang hubungan suami istri. Suara hati seorang istri untuk pasangannya.

Selanjutnya teenlit, lebih ke moral atau religi. Jatuh cinta itu manusiawi, tapi tidak untuk diumbarkan.

Kemudian romance dan persahabatan. Ini bisa banyak kayaknya.

Insyaallah.

▲▼▲

Maaf sebelumnya ya, Mbak. Mudah-mudahan mbak Erna gak bingung atau neg baca tugas ini, soalnya aku nulis ini sekalian langsung untuk setoran KLIP yang masih beberapa. Sementara tanggal 20 sudah semakin dekat.

Halah malah curhat.

Terima kasih Mbak, sudah berkenan membaca tugas dan tulisan receh tapi penuh harapan ini.


Agam, 16122020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y...

Yang Penting Nulis

Kuingin menulis, tapi tidak tahu apa yang ingin ditulis. Sekadar menulis, meluapkan 2 ribu kata yang sepertinya tidak begitu tersalurkan hari ini. Penting? Penting. Biar rasa-rasa yang tak diperlukan tubuh lepas, puas, bebas. Kuingin menulis. Entah itu tentang hati, hidup, atau umumnya yang dibicarakan. Namun, saat ini hati sedang tidak ingin berpikir. Maka, kutulis saja apa yang dirasa kepala. Walaupun hanya serangkai kalimat, bukan kata-kata yang sarat makna. Kuingin menulis y ang kadang mempunyai makna yang tersirat. Namun, kali ini, aku tidak akan menyiratkan suatu makna dalam tulisan ini. Hanya ingin menulis disaat kutak tau harus berpikir apa. Kata-kataku hanyalah biasan kecil dari hati. Sebuah catatan kecil yang kutulis saat mata harus terpejam untuk menjalani hari esok bersama senyuman. Bersama tawa si Kecil. Bersama kasih darimu. Bersama doa untuk yang tercinta.

Me-review

Lama ingin belajar me-review buku. Cukup buku, kalau film mungkin nanti, saat kiddos gak nempel kayak prangko lagi. Nanti juga dicoba melihat kembali (baca : review) sebuah produk. Ini sekarang baru mau belajar. Belum pernah nulis. Jadi, mau mencatat dan menyimpan ilmu tentang me-review di sini. Me-review dalam bahasa Indonesia ; ulasan, atau komentar? Kira-kira seperti itu, ya. Hehehe. Kemarin tanya-tanya ke senior WaG KLIP, cara me-review buku : coba tulis apa bagusnya atau jeleknya apa yang bikin kita merekomendasikan film/ buku tersebut kalau boleh saran 3 poin ini : 1. yang disukai 2. yang ga disukai 3. plot cerita plot di akhir karena orang-orang toh bisa google sendiri bagaimana jalan ceritanya iya atau bahas karakternya bisa bahas penulisnya juga dan karya-karya sebelomnya, kan kemiripan cara mengakhiri ceritanya Sampai di sana, saya paham tapi belum juga mencoba untuk mereview. Hadehh. Kalau kita search di google, banyak. Namun, di sini, saya hanya ...