Hari ini, ayah akan mengajak Uda dan Uni bermain di lapangan. "Asiiik. Kita mau main bola ya, Yah?" tanya Uda. "Main sepeda aja 'kan, Yah?" tanya Uni tidak kalah girangnya. "Tidak dua-duanya," jawab Ayah sambil tersenyum. Tawa Uda dan Uni menghilang mendengar jawaban sang Ayah. "Tapi, kita akan main layang-layang!" sorak Ayah lagi. "Yeaayyy!" Uda dan Uni kembali berteriak senang. Lalu tidak sabar mengajak Ayah langsung ke lapangan. "Sabar, Nak. Kita buat dulu layang-layangnya." "Memang Ayah bisa buatnya?" tanya Uda sambil memperhatikan Ayah memilah-milah bambu. "Bisa, dong. Tunggu, ya." Uda dan Uni duduk melihat Ayah yang mulai merakit beberapa buluh untuk dijadikan kerangka layangan. Hati-hati Ayah mengikat satu per satu buluh agar membentuk sebuah layangan. Namun, karena Ayah terlalu erat menarik benang untuk mengikat, tiba-tiba benang itu putus dan rangka layangan yang hampir selesai itu lepas. Berse...
Ketika Kita Menjadi Kata