Langsung ke konten utama

I.R.A

saya adalah seorang gadis kecil dan seorang manusia biasa,
Aku cinta perdamaian
TAPI
jika saya telah marah dengan bahasa minang berarti saya benarbenar MUAK
jika saya bercanda dengan bahasa minang berarti saya sedang sangat SENANG
jika mengirimkan puisi sambil menyindir berarti saya hanya tersinggung
jika saya berkatakata puitis di situlah bunga hati saya sedang mekar ahhahahaha
~

3 bulan yang lalu, pada hari yang sama, 13.15 WIB
maafkan kk Ra, masih saja meneteskan air mata saat mengingat mu. namun, jauh di dalam hati, kk dan mungkin kami semua, masih merasakan kehadiran mu.
 HAMDA FITRA BOER
tiada kata yang dapat terangkai tentang mu, kamu hal terindah yang selalu kami miliki

Komentar

Posting Komentar

Komentar darimu membangun Imajinasiku

Postingan populer dari blog ini

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg

Terdiamnya Sang Ayah

Mumpung Uda di rumah, mata juga terasa berat, Hasyim pun sedang enteng bermain bersama kakak sepupu, Nasywa. Saat mata mulai melemah, terdengar rengekan Hasyim pada Ayah. Ternyata nak Bujang mau minum, tapi si Ayah malas banget terdengar untuk ambil ke belakang. "Kakak, tolong ambil minum Hasyim, ya," "Ya, Om." Terdengar Hasyim protes, "Ndak, Cim ja." "Oh, Hasyim aja, Kak. Temani ya, Kak." Terdengar lagi respon si ayah. "Ya, Om," jawab Kakak lagi. Ternyata Hasyim masih protes, "Ndak temankan Kakak, Cim ndili." "O Hasyim sendiri aja, Kak." Tidak lagi terdengar jawaban si Kakak. Mungkin bingung. "Cim yang ambil ndili. Ayah yang temankan," lanjut Hasyim dengan suara merengek pada Ayah. Setelahnya terdengar suara langkah kaki ke arah belakang. Di lain hari. Hasyim tampak bosan dengan mainannya, mendekat pada ayah yang sedang bermain hp. "Li tue kita, Yah," ucapnya lemah sambil memanjat ke pangkuan san

Aku dan KLIP

Tahun lalu aku mengenal Kelas Literasi Ibu Profesional, gabung ke grup facebook tapi tidak ikut menulis. Tidak mengerti caranya, pun kurang niat yang kuat kayaknya. Hehehe. Sekian bulan berlalu dari Januari, aku masih memantau FBG KLIP. Masih belum mengerti dan juga masih tidak mencari tahu lebih dalam. Hahaha. Akhir tahun, melihat penerimaan rapor. Lalu ada postingan pengumuman untuk KLIP tahun ini, membaca dengan semangat semua komen. Barulah tahu caranya. Jadi ingat, tahun lalu KLIP-kah namanya? Rasanya ... KLIP pernah pindah FBG, ya? Semangat menulis di Januari. Niat mendapat badge you're outstanding, tapi terhalang kesibukkan membersamai anak. Alhamdulillah masih bisa mendapat badge you're excellent. Badge tersebut bertahan hingga bulan Aprik apa Mei, ya? Jelasnya Juni aku hampir menyerah tidak mendapatkan badge. Alhamdulillah masih bisa terkejar. Puncaknya Juli, semua ide seperti menguap begitu saja. Hilang. Tidak setor sama sekali. Aku takut akan dikeluarkan dari WAG. Ak