Langsung ke konten utama

Lagi Rindu

Memiliki suami yang over protective karena rasa cemas yang berlebihan membuatku sedikit terkekang, tapi gak sanggup untuk berpisah lama (eaa ...). Tujuh tahun menikah, belum ada kata long distance merriage kami jalani. Eh, pernah ding. Tujuh bulan pertama pernikahan.

Saat itu Uda masih dinas di Maninjau, sementara aku baru akan menempuh pendidikan pasca sarjana di Padang. Jadwalnya berlangsung selama weekday, sementara jadwalku weekend. Hanya hari Ahad yang kami punya, dan semua anggota keluarga tentunya berkumpul di rumah (alamak ...). Alhasil calon Ibu 3H jadi sering telat datang kuliah, atau izin. Gak usah kepo alasannya, muehehehe ....

Uda tidak menganut sistem mambujang. Dia lebih izin tidak datang kerja daripada mengizinkan anak istrinya jauh dari dirinya. Bisa bayangkan intensitas jam bertemu kami selama hampir delapan tahun? Ada saat beliau sibuk. Pulang saat anak istrinya sudah terlelap dan harus berangkat ketika kami belum bangun. Itu rasanya ... merindu banget (uhuk ...)

Jujurly, ketika Uda ada dinas ke luar kota, ada rasa-rasa bebas, hihihii ... Namun, itu hanya sehari - dua hari paling lama. Masuk hari ke tiga, si Ibu mulai uring-uringan kalau Ayah telat memberi kabar atau lama balas pesan. Semua ... karena cinta, ahay ....

Dunia. Ya, semua yang kukatakan di atas masih cinta di dalam dunia. Saat ini, aku dan dia terus mencoba saling cinta karena Sang Maha Penguasa Hati. Harus. Kalau bukan karenaNya, cinta itu hanya sesaat, semu. Jikapun ada ujian dari Sang Maha Pembolak-balik Hati (Na'udzubillah), cinta itu Insyaalah akan bertahan. Karena aku dan kamu saling cinta karena Dia.

Semua ... karena Allah ...




Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg