Langsung ke konten utama

Catatan Saja

 Aku Islam. Dan aku bangga telah menjadi muslimah yang taat. Bukankah yang wajib itu shalat, dan puasa di bulan Ramadhan? Itu sudah kulakukan. Berakhlak baik, bersedekah, dan tidak mengerjakan yang haram. Oh ya, aku juga sudah menutup kepala.


Setidaknya Islamku, tidak hanya Islam di KTP saja.


Sekali lagi, aku bangga tidak pernah meninggalkan shalat, berpuasa di bulan Ramadhan. Di mata teman-teman, aku alim. Walaupun hanya itu.


Ternyata ... shalat, berpuasa wajib, dan berakhlak mulia, tidaklah cukup untuk memenuhi tujuan kudiciptakan.


Ternyata ... semua kewajiban yang telah kulakukan belum pasti diterima.


Lalu, apakah semua yang telah kukerjakan sia-sia? Dari yang kupelajari, semua yang dilakukan semata-mata hanya karena-Nya, tidak akan percuma. Insyaallah.


Alhamdulillah. Syukurlah. Namun, itu masih jauh untuk memenuhi tujuan hidup yang sebenarnya. Sekali lagi, dari yang kupelajari, untuk menyempurnakan semua kewajiban kita sebagai muslim, maka kerjakanlah yang sunnah.


Ternyata sunnah ini begitu banyaaak sumbernya. Salah salah memilih, maka yang kita lakukan bisa menjadi bid'ah. Arti bid'ah itu sendiri adalah ibadah yang dibuat-buat. Padahal, Rasulullah ﷺ tidak pernah mengucapkannya, apalagi melakukannya.


Nah, parahnya lagi kalau kita tetap mengerjakan bid'ah ini, jangankan dapat pahala, yang ada kita tidak bisa ke telaga Rasulullah ﷺ saat di hari akhir nanti.


Pernah dengar telaga Rasulullah ﷺ ? Insyaallah dilain kesempatan, akan dikisahkan.


Sampai saat aku menulis ini, begitu banyak kusadari bahwa yang dulu-dulu dikerjakan, bahkan yang wajib sekalipun, banyak yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ. Itu juga termasuk bacaan shalat yang wajib.


Sudah berapa tahun shalat? Bisa dibayangkan shalat kita ternyata tidak sesuai dengan petunjuk Rasulullah ﷺ alias tidak sempurna? Masih beruntung, karena tidak ada dosa bagi yang tidak mengetahuinya.


Shalat sekian tahun ternyata tidak sempurna, sedangkan yang sunnah juga tidak dikerjakan. Berarti, sangat sangat sedikit bekal yang baru terkumpul. Sementara, hidup sudah lebih seperempat abad.


لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ


Memang, sunnah itu tidak berdosa bila tidak dikerjakan. Tetapi, sudah cukupkah bekalku untuk nanti? Sementara yang wajib pun tidak sempurna dikerjakan.


Aku yang sedang menjalani hijrah dalam menuntut ilmu agama, beruntung langsung dikenalkan pada sunnah yang shahih. Buat kamu yang sedang mencari, pelajarilah yang jelas. Salah satunya adalah manhaj (ajaran) para salaf.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg