Langsung ke konten utama

Dialog

Postingan sebelumnya, Ruang Ibu membahas tentang dasar-dasar menulis cerpen ala-ala. Pada tulisan tersebut, menyinggung sedikit tentang dialog tag.

Kali ini, kita mengurai lebih banyak-tapi masih sedikit-tentang salah satu aturan dalam menulis sebuah cerpen atau novel tersebut.

Untuk bisa membedakan bagaimana dialog tag tersebut, harus ada pembandingnya. Ternyata, jenis dialog itu ada tiga macam, aku pun baru mengetahuinya, muehehehe.

Mari kita belajar bersama.

Dialog itu kalau kehidupan nyata, percakapan langsung, ya. Jika ditulis namanya jadi kalimat langsung. Kalimat langsung itu ditandai dengan memakai tanda kutip dua (" ") diawal dan diakhir kalimat.

Nah, untuk menghidupkan jalan cerita, sebelum atau setelah dialog diberi keterangan (frasa). Biar feel ceritanya nyampe ke pembaca, gitu.

Sejauh (gak begitu jauh, sih) yang aku baca, dialog itu ada tiga :


1. Dialog Narasi

Adalah percakapan yang di belakangnya diikuti narasi. Narasi itu simpelnya adalah sebuah penjelasan. Oh, udah tau. Oke, abaikan. Ribetnya cari aja di hutan gugel.

Nah, setelah percakapan, diikuti dengan sebuah frasa, biasanya berupa penjelasan tentang aktivitas yang sedang dilakukan oleh dialoger. Halahh. Maksudnya, yang ngomong tadi.

Contoh :

"Gak usah sok cakep gitu, gue gak 'kan tergoda." [Q]iara mengangkat bukunya lalu memutar badan hingga memunggungi Diky.

"Siapa yang godain lo?" [B]uku tulis di depannya menjadi sasaran kebetean Diky, penuh coretan yang tak jelas.

"Jangan samakan gue dengan setan!" [T]iba-tiba Diky semakin kesal.

Jangan lupa, setelah tutup kurung, huruf kata pertama narasi, harus kapital apapun tanda baca sebelumnya.

2. Dialog Berdiri Sendiri

Dialog yang tidak diikuti apapun di belakangnya. Tanpa narasi, tanpa tag, pokoknya dia berdiri sendiri, tanpa berteman.

Biasanya, dialog tunggal digunakan jika sedang terjadi perdebatan antara dua orang. Sebelumnya telah diceritakan apa yang sedang terjadi, di mana kejadian, siapa dengan siapa.

Contoh :

Aku tersentak terdengar suara ribut dari luar kamar. Siapa lagi kalau bukan antara Uda dan Uni yang selalu ribut dengan tema yang sama, mainan siapa.

"Itu 'kan Uda dulu yang pakai!"

"Uni dulu yang dapat tadi."

"Ayah belikan 'kan untuk Uda."

"Kata Ibu mainan sama-sama, ya kan?"

Akhirnya niat untuk merem sejenak ambyar.

Sumber : materi FBG KPFI

3. Dialog Tag

Adalah kalimat keterangan (frasa) yang mengikuti dialog.

Cara menggunakan dialog tag :

Tidak pernah ada tanda titik di akhir kalimat dialog. Hanya ada tanda koma, tanda tanya, tanda seru.

Selalu diikuti huruf kecil setelah tanda kutip tutup, atau huruf pertama dialog tag.

▶ Cara mendeteksi dialog tag. Lepaskan kalimat langsungnya, jika tidak bisa berdiri sendiri, berarti termasuk dialog tag.

Misal :

"Aku berharap, antologi kebahagiaan ini bermanfaat bagi setiap perempuan," ujarku dengan semangat.

Perhatikan, kata ujar gak bisa berdiri sendiri 'kan? 

Kita uji, ya. Melepas kalimat di dalam tanda kutip, atau kalimat langsungnya.
Ujarku dengan semangat.

Hmm ... apanya yang ujarku? Janggal, ya, saat dibaca?

Kita bandingkan dengan dialog narasi.

"Alhamdulillah, antologi kebahagiaan kita best seller." Matanya berbinar bahagia, diikuti dengan lengkungan bibirnya.

Kita coba melepas kalimat langsungnya.
Matanya berbinar bahagia, diikuti dengan lengkungan bibirnya.

Kalimat di atas, pembaca tetap mengerti dia sedang apa. Jawabannya, dia sedang senang.

Kira-kira begitulah cara membedakan antara dialog tag dengan dialog narasi.

Sekarang, contoh menulis dialog tag.

1. Sebelum dialog

Contoh :
Aku berbisik[,] "[C]oklat untuk Ibu jangan lupa, Yah."

Perhatikan tanda bacanya!

Huruf kapital sesudah buka kutip dua itu mutlak.

2. Di antara kalimat

Contoh :
"Coklat untuk Ibu jangan lupa, Yah," bisikku. Lalu menatap anak-anak yang sibuk bermain[,] "[k]husus buatku seorang."

Perhatikan tanda bacanya!

Pada kasus ini, orang yang sama melanjutkan ucapannya, maka setelah narasi di tengah, huruf pertama kalimat langsung, tetap kecil.

Kasus lain,
"Coklat untuk Ibu jangan lupa, Yah," bisikku[.] "[N]anti jadi singgah ke rumah Makwo, Yah?" tanyaku tidak berbisik lagi.

Perhatikan tanda bacanya!

Beda dengan kasus menyambung kalimat, setelah dialog tag contoh ini memakai titik. Maka, huruf awal kalimat langsung adalah kapital.

Sumber :
https://shireishou.com/cara-menulis-dialog-tag-pada-novel/

Simpelnya, kalau dialog satu orang itu nyambung dengan ucapannya di awal, maka pakai koma, huruf pertama sambungan dialog, tetap kecil.

Kalau, dialog pertama tidak nyambung dengan dialog ke dua (yang ngomong orang yang sama, ya), maka memakai titik, atau tanda seru, atau tanda tanya jika kalimat tanya. Lalu, sambungan dialognya, huruf pertama adalah kapital.

Sampai di sini, mudah-mudahan paham. Bingung aku tuh menjelaskan dengan sederhana. Seperti cintaku padanya #eh.

Untuk lebih memahaminya, pratik. Terus, terus, terus, tidak memakai stop kayak kang parkir.

3. Sesudah dialog

Contoh :
"Coklat untuk Ibu jangan lupa, Yah," bisikku agar tidak terdengar anak-anak.

Berikut beberapa frasa dialog tag

1. Netral

- ujar
- salam
- celetuk
- ucap
- desak
- kata
- pamit
- harap
- pesan
- cetus
- tutur
- papar
- ungkap
- tandas
- tanya
- tegur
- sapa
- ajak
- panggil
- pungkas
- tegas
- ajak
- pinta
- tunjuk
- beber
- seloroh
- cakap
- lontar
- akunya


2. Netral sebagai respon

- sahut
- lanjut
- jawab
- tawar
- tolak
- sambut
- sanggah
- imbuh
- terang
- balas
- tangkas
- tambah
- sambung
- jelas
- sela
- sosor
- tukas
- potong
- kilah
- usul
- putus
- protes
- urai
- saran
- berondong
- timpal
- kekeh
- kelit
- deham


3. Ada Emosi

- sindir
- hina
- gerutu
- sungut
- rengek
- tekad
- resah
- cemooh
- ejek
- kelakar
- canda
- cela
- ledek
- gerundel
- puji
- keluh
- adu
- perintah
- cibir
- tuntut
- decit
- cicit


4. Emosi Bernada Rendah

- bisik
- gumam
- decak
- desah
- rintih
- desis
- sesal
- ulang
- lirih
- racau
- batin
- ringis
- hembus
- goda
- rajuk


5. Emosi Bernada Tinggi

- jerit
- geram
- usir
- bentak
- berang
- hardik
- teriak
- tuduh
- tampik
- tantang
- pekik
- tekan
- sembur
- seru
- erang
- serang
- cecar
- raung
- sergah
- murka
- dengus
- ketus
- marah


Sekian dulu. Jika ada pertanyaan, komen aja di kolom komentar.

Semoga bermanfaat ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg