Langsung ke konten utama

Sugesti

Beberapa hari lalu, di WaG Kamp Komunitas IP Padang, terselip percakapan tentang sugesti.

Mulanya, ada yang bilang, "suka banget makan timun, sekilo bisa habis sendiri".

"Katanya, makan banyak timun bisa keputihan, benar gak, sih?" tanya seseibu beranak tiga. Saya maksudnya, muehehehe.

Dari dua orang bunda yang menyukai mentimun, memiliki dua jawaban yang berbeda. "Sepertinya itu sugesti diri aja, ya?" Begitu lanjutan percakapannya.

Dalam hati, "masa, sih?"

Ternyata ... salah dua-duanya, keputihan bukan karena banyak makan mentimun, juga bukan karena sugesti diri.

Jadi, Girls, keputihan itu penyebabnya bukan dari makanan. Saya baca dari hellosehat.com

Terus, keputihan itu karena apa? Searching sendiri yak, karena tema kali ini tentang sugesti.

Percakapan pun berlanjut, kalau sedang haid, keramas, haid akan berhenti, itu juga sugesti.

"Aku, gak."

"Aku, iya."

"Sugesti diri juga mungkin, ya?"

Dalam hati, "I don't believe that".

Maka, kembalilah seseibu tadi googling, dan jawabannya ... bukan karena sugesti diri juga. Tapi, memang murni siklus haid yang pendek atau darah haid yang tidak lancar (sumber : sehatq.com dan alodokter.com)

Jadi, tidak ada hubungan keramas bisa menjadikan haid berhenti atau tidak lancar. Malahan, dianjurkan untuk keramas karena saat haid, tubuh menghasilkan minyak yang berlebih.

Kesimpulannya, sugesti diri itu lebih ke psikis seseorang, tidak berpengaruh pada sistem tubuh. Benar gak, sih? Correct me if I wrong.

*\^_^/*

Seorang istri yang sedang tidak merasa sehat, akan menjadi kuat saat sang suami harus pergi bekerja. Namun, semua akan terasa sakit kembali, saat suami pulang ke rumah.

Atau

Sang istri yang sedang sakit mendapat ciuman mesra dari suami. Esoknya, si istri langsung merasa sehat.

Nah, itu bijimana? Sugesti, atau I need you? Haghaghag.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg