Langsung ke konten utama

Hari Ini

Hari yang dimulai dengan rengekan anak itu ... hanya ibu yang tau rasanya.

Diri yang sudah dibuat sabar, bahkan istighfar sekaligus, ditambah komentar yamg sebenarnya makin bikin kesal. Mau bilang, coba diposisi saya jelas gak mungkin. Ya udah lepaskan, biarkan, diam saja sekedar mengontrol diri. Tahan diri biar gak ngomong, karna sekali ngomong bisa melayang semua-muanya, hahaha ....

Memang ada saat ketika kesal berada dipuncak kepala, mau teriak 'gak usah komentar', cuma nambah dosa dan makin kesal. Diam satu-satunya cara melawan semua situasi. Biarkan anak-anak melakukan yanh mereka suka, lepaskan saja.

Menenangkan diri itu sebentar kok, istighfar aja banyak-banyak. Tapi, tetap saja saya paling gemes jika mereka menangis gak jelas, apalagi pake gantian. Ya Allah ... mau ikutan nangis juga jadinya 😂

Ibu lagi latihan bagaimana semua hal menjadi menyenangkan bagi 2H. Gak gampang ternyata. Buktinya ibu gagal membujuk hasyim yang lagi mogok mandi pagi ini 😁

Jika sudah menyenangkan, insyaallah mereka enteng mengerjakannya.
Itu juga berlaku untuk kita sebagai orang tua. Jika hati sudah senang, apapun itu, apapun kendalanya, bukankah semua terasa mudah dan terjalankan? Jika tidak bisa dibuat menyenangkan, setidaknya kita orang dewasa bisa memerintah hati untuk sekedar ikhlas, karena semua yang dikerjakan tidak akan sia-sia.

Bagaimana untuk anak? Disini ibu harus memutar-mutar kepala, halah .... Sejauh ini fifty-fifty lah. Kuncinya ibu harus bisa selalu mengontrol emosi, menahan diri, agar semua menjadi menyenangkan.

Dunia anak itu dunia bermain. Nah, jadikan semuanya dalam bentuk permainan. Bermain peran salah satu cara yang ampuh untuk 2H mau mengerjakan aktivitasnya. Tapi, pagi ini bermain peran gak ampuh bagi Hasyim, pak Ustadz ini masih belum mandi pagi sampai jam segini -_-'

Jadi, Moms, MENJADI IBU BAHAGIA ITU LEBIH PENTING dari pada menjadi ibu yang sempurna. Ayo, lakukan apapun yang membuatmu bahagia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg