Langsung ke konten utama

Pendidikan Seksualitas (2)

Membaca materi-materi terkait seksualitas membuat saya sedikit merinding membayangkan kelak anak-anak akan baligh. Apa saya bisa?

Bismillah aja, sih. Akhirnya saya mencoba mencari tahu bagaimana pendidikan seksualitas dalam ajaran Islam sesuai Al-Quran dan sunnah.

Dari beberapa artikel bisa saya simpulkan bahwa, "Dengan iman yang kuat, akhlak yang mulia, dan aqidah yang menancap, Insyaallah anak akan mampu mengatasi gejolak nafsu secara benar."

Saya mengutip dari artikel id.theasianparent.com dengan judul "Bagaimana Pendidikan Seks dalam Perspektif Islam"


1. Menanamkan rasa malu pada anak

Alhamdulillah tanpa disadari beberapa kebiasaan untuk pendidikan seksualitas pada 3H telah saya lakukan. Seperti harus langsung berpakaian setelah mandi, atau memakai handuk dulu sampai di kamar. Untuk Uni dibiasakan memakai jilbab saat keluar rumah.


2. Menanamkan jiwa maskulin pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan

Membiasakan anak perempuan memakai rok dan anak laki-laki dengan kostumnya. Di sini, kami sudah membiasakan Uni selalu memakai rok/gamis saat keluar rumah.

Memperlakukan mereka sesuai dengan jenis kelaminnya. Mungkin melalui jenis permainan juga bisa, ya?


3. Memisahkan tempat tidur mereka

Usia 7 - 10 tahun merupakan usia saat anak berkembang pesat. Mereka mulai penasaran dan ingin bereksplorasi ke dunia luar. Nah, memisahkan tempat tidur anak merupakan upaya menanamkan kesadaran anak tentang eksistensi dirinya.

Benarlah kata Rasulullah bahwa, "Jika anak kalian telah berumur 7 tahun, maka pisahlah ranjang tidur mereka."


4. Mengenalkan Siapa Mahramnya dan Mengajarkan Anak Menjaga Pandangan

Hingga saat ini 2H sudah mulai mengerti apa itu mahram. Tetapi masih belum bisa menjaga pandangan dan bermain bersama lawan jenis.

Perlahan Insyaallah.


Untuk selengkapnya boleh baca di artikel ini, ya.


Saya mengutip sesuai pengalaman membersamai 2H saja.

Karena di WAG kelompok tidak membahas materi, dan 2H sibuk bermain dengan aki mereka, jadilah saya mengutip artikel dan menyesuaikan dengan pengalaman.


Semoga bermanfaat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg