Langsung ke konten utama

Jujur

Jujur ....

Aku tak kuasa

Saat terakhir kugenggam tanganmu

Halah jadi ingat lagu lamo.


Aku bukanlah pribadi yang percaya diri untuk mengekspos karya sendiri. Padahal tulisan yang kutulis sudah cukup banyak bisa membuat iri. Apalagi yang kugantung, entah berapa dan tersimpan berserak di sana di mari.

Aku kasihan pada tulisan yang tak kunjung selesai itu. Sekedar kasihan. Muehehehehe.

Sekali dua kali post tulisan di akun real, dapat kunilai cukup banyak teman yang mengapresiasi. Hanya saja ... rasa percaya diri tadi tidak konsisten, juga keadaan dan waktu yang kurang mendukung.

Akhirnya aku memutuskan membuat akun facebook baru khusus untuk menulis, berkomentar bebas, atau memberi react pada semua tulisan yang kusuka.

Beberapa bulan di awal, aku begitu antusias. Mengikuti semua event yang menarik hati. Bergabung ke setiap grup kepenulisan dunia maya. Tetapi aku lupa satu hal, berkenalan dengan teman maya yang tidak dikenal sama sekali.

Ternyata, sikap nyata tetap akan terbawa sekalipun hanya ke dunia semu. Ya, aku tipe yang susah beradaptasi, berkenalan secara cepat, akrab dengan sendirinya. Bagiku semua itu butuh waktu.

Namun, waktu itu jualah yang sangat sedikit kudapat walaupun hanya untuk sekedar say hello pada teman literasi. Sekali bisa online, kusempatkan sekedar memberi react pada tulisan teman-teman. Jika memang ingin berkomentar, ya komentar tapi tidak sekedar basa-basi. Padahal, basa-basi itulah yang bisa diri ini dikenal.

Itulah aku. Seorang perempuan yang iri dengan pertemanan akrab teman-teman di sini. Ingin gabung seperti kalian tapi tak ada yang kenal. Ingin ribut di kolom komentar, juga dipanggil setiap ada postingan event atau tulisan yang sudah di upload tapi tidak bisa mendekatkan diri.

Akun ini, sudah setahun lebih. Telah memiliki list pertemanan seribuan tapi yang sudah berkenalan hanya sekitar lima orang. Miris.

Merasa rendah diri? Tidak. Hanya kadang merasa sendiri di seribuan teman. Membuat hilang belajar menulis? Tidak juga. Tetapi ada saat butuh teman sekedar ngobrol asik. Ya, seperti kalian yang berteman dan bisa akrab di dunia maya kepenulisan.

Aku ... hanya belum punya waktu lama untuk facebook-an. Namun, kutetap ingin mempunyai teman maya. Akhwat only.

Aish ... sudahlah, jadi melow gini. Singkat cerita, tolong rusuh nge-tag aku jika ada event. Salam kenal, salam akrab buat yang sudah setahun atau baru menjadi list pertemananku.

I wanna be you friends ♥


Izin repost-status di sini ya, Teh/ Mb. Pelengkap tulisan 😁

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg