Langsung ke konten utama

Bunda Sayang, Wakeboarding!

Cool gak sih, kalau Ibu 3H wakeboarding?

Keren, dong ... berdua si Ayah tentunya. Ciee ... mesra tapi halu, haghaghag.

Maapkan diri ini jika sedikit absurd. Be your self, right?

Ini maksudnya, pekan ini kami sedang wakeboarding di game bunda sayang. Memacu adrenalin untuk menjelajah setiap rute perjalanan di wahana ini.

Sebelumnya, aku mau jujur. Saat pramuwiyata menyampaikan materi, aku tidak bisa fokus. Mau ulang dengar, fakir kuota, halah. Akhirnya memilih berkeliling melihat kegiatan wakeboarding teman-teman bunsay. Aku terkagum-kagum bagaimana para perempuan hebat itu begitu menyukai belajar. Aku ... tidak seperti mereka. Dibilang tidak suka belajar, ya gak juga. Dibilang suka belajar, juga biasa saja. Bukan pembelajar sejati mungkin, ya.

Namun, aku menyukai memperoleh ilmu secara langsung. Turun langsung ke lapangan, mendapat pengalaman yang mengesankan. Setelahnya, aku mencari referensi-referensi untuk mendukung ilmu yang baru diketahui.

[Truss, abis menulis ini, aku mikir ... aku juga seorang pembelajar dengan caraku sendiri ternyata. I'm a learner.]

Jika melihat game pertama pra bunsayku--membangun istana pasir--, aku ingin mendalami dan terus berlatih untuk mengontrol emosi. Kurang oke sih, peta diri yang kubuat di membangun istana pasir itu. Mungkin di wahana ini, bisa lebih aku detailkan seperti permintaan wali kota Pulau Cahaya. Sesuai peran sebagai seorang ibu, seorang istri, dan diri sendiri.

Aku mau menyisipkan sedikit catatan yang didapat saat pramuwiyata menyampaikan materi, ya. Alhamdulillah, masih ada yang bertahan di kepala, muehehehe.

Jadi, untuk melakukan wakeboarding ini, diperlukan persiapan, yaitu core value. Core value ini ibarat tali yang menarik tubuh kita. Apa saja core value itu?

 

Core Value 5B

Semangat Belajar

Terus Berkembang

Aktif Berkarya

Selalu Berbagi

Semakin Berdampak



Nah, Ibu Profesional akan terus menjalankan misinya dengan suka cita yang didukung oleh karakter moral untuk IPers yang sudah terlatih tentunya. Apa saja karakter moral yang mendukung IPers itu?


Moral Character

☁ Running the mission alive

☁ Always on time

☁ I know I can be better

☁ Sharing is caring

☁ Don't teach me! I love to learn


Oke, berikut rute perjalanan ala Ibu 3H di wahana wakeboarding.

Ilmu yang ingin dipelajari, ditingkatkan, dilatih, dan untuk berbagi.


🏄Sebagai seorang Ibu ; Ilmu parenting🏄

🏄Sebagai seorang Istri ; Memahami karakter suami (psikologis umum seorang laki-laki)🏄

🏄Untuk diri sendiri ; cook & baking, literasi, perawatan diri🏄


Duh, kenapa jadi banyak untuk diri?

Lanjut aja. Tantangan yang mungkin dihadapi saat menjelajah ilmu tersebut. Apa, ya?

Saat menjadi seorang ibu, kemungkinan yang menjadi tantanganku adalah emosi dari diri sendiri. Ilmu parenting yang biasa digunakan seorang ibu adalah yang sering tanpa disadari, gaya dididikan yang didapat dari sang mama. Maka, perlu memutuskan rantai kebiasaan buruk yang mungkin sudah tertanam di dalam diri.

Kemudian saat menjadi seorang istri. Dilema ini. Kitanya sudah mencoba dan memahami, eh doi acuh-acuh saja. Kata dr. Aisyah Dahlan, runtuhkan egomu untuk menaklukkan suami. Kuylah, dicoba.

Tantangan untuk diri sendiri sepertinya lebih banyak. Terutama, ketika tubuh terasa letih, yang dibutuhkan hanya berleha-leha, menjelajah dunia maya, terus tidur. Malas sih, lebih tepatnya. Dan aku sudah lama menghafal doa agar jauh dari rasa malas, tapi kurang niat kuat kayaknya. Ah, diri!




Semoga, realitanya, diri ini bisa menjalaninya. Bismillah. Aammiin.

Untuk peta pembelajaran, aku belum bisa membayangkan. Masih butuh inspirasi. Dan aku, gak suka memeta-metakan jalan hidup sebenarnya. Tapi, seorang pembelajar, perlu mencoba 'kan? Oke, nanti, insyaallah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg