Langsung ke konten utama

Menulis

Apa alasan kamu menulis? Pertanyaan yang susah-susah gampang. Gampang karna sebenarnya jawabannya simpel, "menulis itu coretan hati, rangkaian kata pikiran", udah itu aja. Nah, susahnya harus dijabarin sebanyak 3 halaman A4 (boleh gubrakk? :p) 
 
Baiklah kita mulai dari mana? ... ... ...
Mengutip beberapa quote tentang menulis,

Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.
Seno Gumira Ajidarma
Saya menulis bukan hanya untuk dunia, tetapi juga demi akhirat saya.
Helvy Tiana Rosa
Tulisan itu rekam jejak. Sekali dipublikasikan, tak akan bisa kau tarik. Tulislah hal-hal berarti yg tak akan pernah kau sesali kemudian.
Helvy Tiana Rosa
Bagi saya menulis novel itu memahat kenangan, menyulut inspirasi sambil melakukan pembalasan atas kepedihan dengan cara yang paling indah.
Helvy Tiana Rosa
Menulis itu mudah. Tapi bagaimana agar tiap huruf berarti dan bisa membuat pembacamu bergerak ke arah yg lebih baik, tanpa kau gurui.
Helvy Tiana Rosa
Menulis itu menenangkan pikiran dan nurani yang nyeri.
Helvy Tiana Rosa

Beberapa quote diatas mewakili alasan saya untuk menulis.
~Menulislah, apapun itu, dan kamu akan mengenal dirimu lebih dekat
~Obat galau itu menulis, cobalah..

(edited)
Bagi sebagian orang, menulis itu tentang merapikan tulisan. saya pun demikian, berbagai macam gaya huruf saya coa agar tulisan ini terlihat apik. selama saya menulis, selama itu juga saya selalu merubah huruf agar tulisan ini terlihat cantik. sekarang pun demikin, hanya saja tulisan tangan sudah sangat jarang saya lakukan, bukan karena ada laptop, ya karna memang tidak ada yang ditulis, hehe..

Saat ini tidak hanya merapikan tulisan, saya ingin setiap kali menulis, bermanfaat bagi yang membaca. menulis bukan hanya kata-kata, akan banyak makna yang tersirat di dalam sebuah tulisan.

Menulislah tapi jangan tentang keburukan. bacalah, tapi jangan berkomentar pedas. bicaralah lewat tulisanmu, bicara lembut sekalipun itu buruk, bicara lembut apalagi untuk yang tidak buruk.

Menulis...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg