Langsung ke konten utama

Komunikasi Mereka, Komunikasi..... - Komprod #8

Tiba-tiba uda Faishal (sepupu Hasyim yang lagi menginap di rumah) lari keluar kamar dan menangis di pangkuan nenek.
Saya yang lagi duduk diluar sedikit heran, lalu mengintip ke kamar, ternyata Hasyim juga lagi menangis tanpa suara.
Jika menangisnya demikian, biasa sih bukan hal yang terlalu menyakitkan. Saya lanjut dengan kegiatan saya, tidak lama kemudian terjadilah aksi intip mengintip, masih dengan mulut yang dimonyongkan 😄
Setelah itu mereka berdua tertawa lepas.

Begitulah anak-anak, selagi tidak menyakiti satu sama lain, biarkan saja mereka yang menyelesaikan permainannya. Bahkan jika orang tua ikut campur malah jadi runyam. Setelah keadaan tenang, saya tetap bicara pada Hasyim.
"Tadi kenapa Hasyim dan uda Faishal nangis?"
Lalu meluncurlah penjelasan dari mulut kecil Hasyim, intinya mereka berebut menjadi peran utama di buku yang sedang mereka baca (baca: melihat gambar). Tapi ga ada yang mau mengalah, "trus nangis nya kenapa?"
"Hasyim pukul uda faishal dengan robo pen,"
Ibu terkejut, "eh, kenapa dipukul?"
"Hasyim mau jadi abid, uda faishal juga mau katanya," manyun.
"Gantian dong nak.."
"Ga mau" makin manyun.
"Kalau hasyim mengalah, hasyim dapat pahala lho." bujuk ibu lagi.
"Uda faishal aja yang dapat pahala,"
"Eh?" susah nahan tawa.
"Hasyim main sama uda faishal ya bu," ngacir. Ckckck 😅

Saya kurang tau apa ini produktif atau ga, yang pasti setelah itu hasyim banyak mengalah. Alhamdulillah 😊

uda faishal keburu kabur saat ambil gambar 😤

#hari8
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

.sungai jambu.

apa yang terfikirkan oleh mu jika membaca judul HARAKA kali ini? kelamaan mikirnya, baca aja cerita HARAKA kali ini tentang "Desa ku yang Permai" hahaha... Sungai Jambu adalah sebuah nama nagari di Batu Sangkar. nagari ini terletak di pinggang gunung Marapi [ketinggian ±700 meter dari permukaan laut] , kecamatan Pariangan, Sumatera Barat. nagari yang sungguh menakjubkan, yakin de siapa pun yang pernah ke sana tak akan pernah bosan dengan alamnya, eksotis banget, Subhanallah sangat [terkagum-kagum]. Sungai Jambu termasuk nagari tertua di Sumatera Barat, dialiri oleh 3 batang sungai dan dilatar belakangi oleh Gunung Marapi . bagaimana zee bisa kenal dengan desa ini? jawabannya adalaaaaahh... taraaaaa... [dasar zee stres] itu kampung halaman zee, hehe... di desa ini mama tercinta dilahirkan dan dibesarkan. nah, bagi yang suka narsis, sampe capek silahkan berfutu-futu ria, tak kan pernah puas. zee aja setiap pulkam ga pernah puas berfutu-futu [ntah apa karna futu grafernya y

ku persembahkan untuk...

Alhamdulillahirabbilalamin... akhirnya zii terbebas juga dari kertas-kertas bermasalah [istilah skripsi oleh 2 sobat maya..] mau pamer halaman persembahan ni ceritanya, reading-reading aja yah :) “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai Namun… Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan Setulus hatimu mama, searif arahanmu papa Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Reuni (POV Dezia)

Aku mengatakannya sebagai preman kampus tapi dia dikenal sebagai kapten. Rambut panjang sebahu, wajahnya seroman rambo, sangar tapi tampan. Tidak ada yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan setelah dia lulus. Kata teman perempuannya sikap kapten Gema itu membuai tapi bangsat. Kata teman laki-lakinya Gema itu teman yang asik disegala suasana. Maka tak heran saat ini semua mata tertuju padanya yang berjenggot dan bercelana cingkrang, juga aku yang berniqab. Semua orang seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. "Wess ... akhirnya Kapten kita hadir juga." Sapaan dari arah barat menghentikan langkah kami. Genggaman di tanganku terasa semakin erat saat langkah dibimbing Bang Gema ke arah panggilan tadi. Aku mengenal mereka sebagai teman dekat Abang selama kuliahnya. Sama-sama salah jalan. Dulu. Sindiran dan tawa menjadi pembuka saat kami sampai di sana. Beberapa kali tertangkap Abang melirik ke arahku. Aku tahu dia khawatir, aku bahkan lebih mengkhawatirkan hati kusendiri. Deg